PENETASAN TELUR ITIK
Penyebab
rendahnya daya tetas telur itik karena :
v Kontaminasi embrio
v Teknik inkubasi/penetasan
v Adanya Inbbreeding
Sistem
penetasan pada telur itik, dapat dilakukan dengan 2 macam cara :
v Alami
v Buatan, yaitu dengan menggunakan mesin
tetas baik yang sederhana, semi otomatis maupun yang otomatis.
PENGERTIAN PENETASAN
Istilah Penetasan dikenal sebagai usaha untuk menghasilkan
anak/keturunan pada ternak unggas.
Penetasan juga merupakan suatu proses biologis yang kompleks untuk
menghasilkan generasi baru dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup
ternak unggas yang berkesinambungan.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
v Kelembaban
75% - 85%
v Temperatur
38,5% - 37,2%
v Pemeriksaan
telur (candling) pada hari ke 3, 7, 16, 24
SELEKSI TELUR
Ø Telur
itik dipilih dari kelompok itik yang berproduksi tinggi
Ø Perbandingan
jantan dan betina cukup 1 : 6 – 8
Ø Telur bersih
dari kotoran, bentuk normal dan berat antara 65 – 75 gram
Ø Umur
telur tidak lebih dari 7 hari dan disimpan pada suhu 10 – 20 0C.
MEMBERSIHKAN MESIN TETAS
§ Peralatan
dikeluarkan dari mesin kemudian cuci hingga bersih
§ Peralatan
dicelupkan ke dalam larutan disinfektan, seperti Biodd, Antisep, Biodan, dll.
§ Bagian
dalam dan luar mesin juga dibersihkan dengan disinfektan
§ Dijemur
untuk mengeringkan & membunuh kuman
§ Setelah
kering pasang kembali peralatannya
§ Kuman
kemungkinan masih ada disela-sela mesin, perlu dilakukan fumigasi dengan uap
beracun menggunakan bahan kimia KmnO4 dan formalin 40%.
§ Fumigasi
dilakukan dengan cara meletakkan cairan kimia tersebut ke dalam cawan di dalam
mesin tetas kemudian tambahkan formalin 40% dan segera mungkin pintu mesin ditutup.
MEMANASKAN RUANGAN DALAM MESIN
Hidupkan aliran listrik, biarkan beberapa saat dan amati
temperatur dalam mesin sampai mencapai 101 0F (38,5 0C).
Pengukuran
temperatur menggunakan alat yang disebut Termometer.
Alat
tersebut tidak perlu diganggu lagi jika temperatur mesin tetas sudah konstan
sesuai dengan yang diinginkan.
Selanjutnya
jika selama 24 jam terakhir temperatur sudah stabil, maka telur baru boleh
dimasukkan.
MEMPERTAHANKAN PANAS DALAM
MESIN
v Setelah
keseluruhan telur telah dimasukkan kedalam mesin, letakkan termometer agak ke
tengah dengan tinggi 1 – 1,5 cm diatas telur.
Pintu ditutup dan tidak dibuka selama 2 – 3 hari berikutnya.
v
Amati terus kenaikan suhu dalam
mesin. Telur mulai dilakukan pembalikan
setelah berumur 3 – 4 hari pengeraman.
v Temperatur
hendaknya dipertahankan antara 101 0F
– 103 0F, yaitu minggu ke – 1 suhu ± 101,5 0F (101 0F – 102 0F),
minggu ke – 2 dan ke – 3 suhu ± 102,5 0F
(102 0F – 103 0F).
Pengamatan dan pencatatan suhu dilakukan 3 kali dalam satu hari.
MENETAPKAN TELUR DALAM MESIN
Telur biasanya diletakkan mendatar di atas laci telur, tapi lebih
tepat jika telur diletakkan dengan posisi miring (± 450) dengan
ujung tumpul diatas. Keuntungan posisi
seperti ini adalah :
a.
Perkembangan embrio dengan posisi
kepala di ujung tumpul lebih besar, dan
b.
Lebih banyak telur yang dapat masuk
dibandingkan dengan posisi mendatar.
MENGATUR VENTILASI
Pengaturan ventilasi perlu dilakukan, namun pada awal masuknya
telur ke mesin tetas ventilasi harus tertutup rapat.
Pengaturan
mulai dilakukan pada :
§ Hari ke –
3 atau hari ke – 4 dengan membuka ventilasi ± 1/3 bagian
§ Hari ke –
6 dibuka ± 2/3 bagian
§ Hari ke –
9 atau hari ke – 10 ventilasi dibuka seluruhnya dan tidak perlu ditutup lagi
sampai menetas. Menurut penelitian
selama pengeraman, udara dalam mesin mengandung ± 0,5% CO2 dan 21% O2
MEMBALIK DAN MENDINGINKAN TELUR
Kegiatan ini dilakukan agar telur memperoleh panas yang merata dan
menjaga agar bibit tidak menempel pada kulit telur pada permulaan
pengeraman. Untuk mencegah lekatnya
kuning telur dengan selaput pembungkus anak (allantois) pada fase-fase
berikutnya, maka dilakukan pembalikan telur.
Pembalikan dapat dilakukan mulai hari ke – 3 atau hari ke – 4
hingga 3 hari sebelum menetas.
Pembalikan
dilakukan setiap hari sebanyak 3 – 5 kali/hari, untuk memudahkan mengingat
sebaiknya membuat jadwal pembalikan.
ALAT PENEROPONG
Ukuran kantong udara pada hari ke-7,
14 & 18 setelah di dalam mesin tetas
Telur
yang bakal jadi embrio Embrio yang berkembang
mulai kelihatan semakin
jelas kelihatan
MEMERIKSA TELUR YANG SEDANG DITETASKAN (CANDLING)
Pemeriksaan penting
dilakukan untuk mengetahui telur mana yang bertunas (fertil) dan tidak bertunas
(Non fertil), telur kosong atau telur mati bibit.
Pemeriksaan dilakukan
diruangan yang gelap menggunakan lampu candling dan dilakukan 3 kali, yaitu
pada hari ke – 6, hari ke – 14 dan hari ke – 18. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada
pemeriksaan pertama adalah :
a)
Telur kosong (tidak
bertunas), jika tidak tampak apa-apa, kelihatan jernih dan terang.
b)
Telur hidup
(bertunas), jika tampak sebuah titik (yang bergerak) dengan cabang-cabang
halus, yang merupakan permulaan urat darah.
c)
Telur bibit mati, jika
tampak sebuah titik, segaris warna merah
Embrio mati
PROSES PENETASAN
Kegiatan penetasan
telur yang sering dilakukan adalah sebagai berikut :
Hari pertama
1.
Kegiatan sebaiknya
dilakukan mulai pagi hari agar pengontrolan dan pengelolaannya mudah.
2.
Bersihkan telur tetas
yang sudah diseleksi menggunakan kain lap
3.
Mesin tetas dipanaskan
dengan cara menyalakan lampu minyak.
Ingat, bak air harus sudah dimasukkan kedalam mesin.
4.
Sambil menunggu mesin
mencapai suhu yang dibutuhkan, telur yang akan ditetaskan diberi tanda. Tanda yang diberikan harus sama untuk setiap
telur. Misalnya salah satu sisi bertanda
A, sisi yang lain bertanda B.
5.
Telur disusun pada rak
penetasan. Penyusunan dilakukan diluar
mesin dengan posisi bagian telur yang tumpul diatas dan yang runcing dibawah
dengan kemiringan sekitar 400. Untuk
memudahkan pembalikan atau pemutaran telur, penyusunan ini harus seragam,
bagian yang bertanda A diatas dan tanda B dibawah, atau sebaliknya
6.
Dibagian sisi rak
penetasan dikosongkan sekitar 2 – 3 cm untuk memudahkan pembalikan atau
pemutaran telur. Pemutaran telur cukup
dilakukan dengan cara meletakkan tangan diatas telur dan menggeserkannya ke
arah yang kosong tersebut.
7. Jika suhu mesin telah
mencapai 38,33 0C (101 0F), rak penetasan yang telah
berisi telur dimasukkan kedalam mesin.
8.
Setelah termometer
diletakkan didalam mesin dengan posisi yang mudah dilihat, pintu dan ventilasi
mesin ditutup rapat.
Hari Ke- 2
Mesin tetas tetap
dibiarkan tertutup rapat, jangan sampai ada yang terbuka dan temperatur udara
tetap dijaga pada 101 0F.
Hari Ke- 3
Pada hari ketiga mulai
dilakukan pembalikan telur. Pembalikan
dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada pukul 07.00, pukul 12.00 dan pukul
19.00. setiap kali melakukan pembalikan
telur, rak penetasan tidak boleh dikeluarkan.
Nyala lampu minyak jangan dipadamkan dan temperatur harus tetap 101 0F. Pembalikan dilakukan hanya menggunakan
telapak tangan, karena itu sebelum melakukan pembalikan telur tangan petugas
harus dicuci bersihdan dikeringkan dengan lap yang bersih.
Hari ke- 4
Telur dibalik dengan
waktu yang sama seperti pada hari ketiga.
Pada hari keempat mulai dilakukan pendinginan selama 15 menit pada siang hari bersama dengan
pembalikan telur yang kedua kalinya.
Pada waktu pendinginan, rak penetasan dikeluarkan dari mesin.
Telur yang semula
berada ditengah atau dekat dengan pipa seng dipindahkan ke tepi dan yang berada
di tepi dipindahkan ketengah. Semprong
lampu minyak dibersihkan dan minyak tanah di isi kembali. Pemeriksaan dan penambahan minyak tahan
sebaiknya dilakukan setiap kali dilakukan pembalikan telur. Demikian juga pengontrolan air dalam bak,
hendaknya dilakukan bersama dengan pemeriksaan dan penambahan minyak
tanah. Temperatur dalam mesin tetas pada
hari ke empat harus 102 0F (38,8 0C) dan ventilasi dibuka
1/4 bagian.
Hari ke- 5
Sama dengan hari ke
empat, temperatur dalam keadaan 102 0F dan ventilasi dibuka setengah
bagian.
Hari ke- 6
Masih sama dengan hari
ke empat, tapi ventilasinya dibuka 3/4 bagian
Hari ke- 7
Sama dengan hari ke
empat, tetapi pada saat ini telur tetas diperiksa untuk mengetahui atau
menyeleksi telur yang dapat terus ditetaskan atau digagalkan. Pemeriksaan telur dilakukan dengan
menggunakan teropong. Satu per satu
telur di senter atau diteropong. Jika
telur kelihatan jernih atau terang, telur tersebut tidak dapat ditetaskan
karena tidak ada embrio yang berkembang.
Jika pada telur
terlihat lingkaran darah atau pada kulit luarnya ada cairan, telur ini juga
tidak dapat ditetaskan karena embrionya sudah mati. Telur ini masih dikonsumsi, jadi jangan
dibuang. Jika pada telur terlihat satu
titik dengan beberapa cabang seperti terjadi keretakan pada dinding telur dan
tampak bergerak, telur tersebut dapat ditetaskan. Dapat dipastikan bahwa dalam telur tersebut
sudah ada embrio yang hidup dan berkembang.
Telur ini disusun kembali kedalam rak penetasan. Suhu dalam mesin tetas 102 0F dan
ventilasi dibuka seluruhnya.
Hari ke- 8
Pemutaran telur dan
pendinginan masih tetap dilakukan. Suhu
dalam mesin 103 0F dan ventilasi dibuka seluruhnya
Hari ke- 9
Perlakuan terhadap
telur sama seperti pada hari ke dua, yaitu mesin tetas ditutup rapat, jangan
sampai ada yang terbuka. Suhu udara
dalam mesin 101 0F.
Hari ke- 10
Kembali dilakukan
pembalikan telur dan pendinginan seperti biasa.
Temperatur udara didalam mesin 103 0F dan ventilasi dibuka
seluruhnya.
Hari ke- 11
untuk hari ke- 11 dan
hari ke- 12 sama dengan hari ke- 10, sedangkan untuk hari ke- 13 tetap sama
tapi temperatur di dalam mesin 104 0F.
Hari ke- 14
Sama dengan hari ke-
13, tetapi dilakukan kembali pemeriksaan telur seperti pada hari ke tujuh
Hari ke- 15
Untuk hari ke 15
sampai dengan hari ke- 16 perlakuan sama dengan hari ke- 13
Hari ke- 17
Sama dengan hari ke-
14, pada hari ke- 18 pemutaran dan pendinginan telur dilakukan untuk yang
terakhir kalinya. Temperatur didalam
mesin dinaikkan menjadi 105 0F dan ventilasi dibuka seluruhnya. Hari ke- 19 sampai hari ke- 24 pemutaran
telur terus dilakukan dan temperatur tetap 105 0F. Ventilasi dibuka seluruhnya.
Hari ke- 25
Telur sudah mulai
retak, untuk menambah kelembaban udara dalam mesin gantungkan kain basah di
pipa seng tapi jangan sampai airnya menetes.
Temperatur udara dalam mesin 105 0F dan ventilasi dibuka
seluruhnya.
Hari ke- 26
Telur mulai menetas,
kaca pintu mesin ditutup dengan kertas
hitam. Mesin jangan dibuka dan jangan
sampai ada cahaya yang masuk kedalam
mesin. Temperatur di dalam mesin 105 0F.
Hari ke- 27
Telur sudah menetas
semuanya dan sebagian anak itik sudah ada yang berada didalam rak
penampungan. Kain yang digantungkan pada
pipa dan bak air dalam mesin dikeluarkan
agar udara tidak lembab lagi. Temperatur
didalam mesin 105 0F dan ventilasi dibuka seluruhnya.
artikel yang sangat bagus bu, sangat membantu.. ditunggu artikel selanjutnya ,, trimss
BalasHapustrima kasih.....
Hapus