Jumat, 27 Januari 2012

Proses Penetasan Telur Itik dengan Mesin Tetas Sederhana

PENETASAN TELUR ITIK

Penyebab rendahnya daya tetas telur itik karena :

v  Kontaminasi embrio
v  Teknik inkubasi/penetasan
v  Adanya Inbbreeding

Sistem penetasan pada telur itik, dapat dilakukan dengan   2 macam cara :

v  Alami
v  Buatan, yaitu dengan menggunakan mesin tetas baik yang sederhana, semi otomatis maupun yang otomatis.

PENGERTIAN PENETASAN

Istilah Penetasan dikenal sebagai usaha untuk menghasilkan anak/keturunan pada ternak unggas.  Penetasan juga merupakan suatu proses biologis yang kompleks untuk menghasilkan generasi baru dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup ternak unggas yang berkesinambungan.


HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

v  Kelembaban 75% - 85%
v  Temperatur 38,5% - 37,2%
v  Pemeriksaan telur (candling) pada hari ke 3, 7, 16, 24


SELEKSI TELUR
Ø  Telur itik dipilih dari kelompok itik yang berproduksi tinggi
Ø  Perbandingan jantan dan betina cukup 1 : 6 – 8
Ø  Telur bersih dari kotoran, bentuk normal dan berat antara 65 – 75 gram
Ø  Umur telur tidak lebih dari 7 hari dan disimpan pada suhu 10 – 20 0C.

MEMBERSIHKAN MESIN TETAS
§  Peralatan dikeluarkan dari mesin kemudian cuci hingga bersih
§  Peralatan dicelupkan ke dalam larutan disinfektan, seperti Biodd, Antisep, Biodan, dll.
§  Bagian dalam dan luar mesin juga dibersihkan dengan disinfektan
§  Dijemur untuk mengeringkan & membunuh kuman
§  Setelah kering pasang kembali peralatannya
§  Kuman kemungkinan masih ada disela-sela mesin, perlu dilakukan fumigasi dengan uap beracun menggunakan bahan kimia KmnO4 dan formalin 40%.
§  Fumigasi dilakukan dengan cara meletakkan cairan kimia tersebut ke dalam cawan di dalam mesin tetas kemudian tambahkan formalin 40% dan segera mungkin pintu mesin ditutup.

MEMANASKAN RUANGAN DALAM MESIN
Hidupkan aliran listrik, biarkan beberapa saat dan amati temperatur dalam mesin sampai mencapai 101 0F (38,5 0C).
Pengukuran temperatur menggunakan alat yang disebut Termometer.
Alat tersebut tidak perlu diganggu lagi jika temperatur mesin tetas sudah konstan sesuai dengan yang diinginkan.
Selanjutnya jika selama 24 jam terakhir temperatur sudah stabil, maka telur baru boleh dimasukkan.


MEMPERTAHANKAN PANAS DALAM MESIN

v  Setelah keseluruhan telur telah dimasukkan kedalam mesin, letakkan termometer agak ke tengah dengan tinggi 1 – 1,5 cm diatas telur.  Pintu ditutup dan tidak dibuka selama 2 – 3 hari berikutnya.
v  Amati terus kenaikan suhu dalam mesin.  Telur mulai dilakukan pembalikan setelah berumur 3 – 4 hari pengeraman.
v  Temperatur hendaknya dipertahankan antara  101 0F – 103 0F, yaitu minggu ke – 1 suhu ± 101,5 0F   (101 0F – 102 0F), minggu ke – 2 dan ke – 3 suhu  ± 102,5 0F (102 0F – 103 0F).  Pengamatan dan pencatatan suhu dilakukan 3 kali dalam satu hari.

MENETAPKAN TELUR DALAM MESIN

Telur biasanya diletakkan mendatar di atas laci telur, tapi lebih tepat jika telur diletakkan dengan posisi miring (± 450) dengan ujung tumpul diatas.  Keuntungan posisi seperti ini adalah :
a.        Perkembangan embrio dengan posisi kepala di ujung tumpul lebih besar, dan
b.        Lebih banyak telur yang dapat masuk dibandingkan dengan posisi mendatar.

 
MENGATUR VENTILASI

Pengaturan ventilasi perlu dilakukan, namun pada awal masuknya telur ke mesin tetas ventilasi harus tertutup rapat.
Pengaturan mulai dilakukan pada :
§   Hari ke – 3 atau hari ke – 4 dengan membuka ventilasi ± 1/3 bagian
§   Hari ke – 6 dibuka ± 2/3 bagian
§   Hari ke – 9 atau hari ke – 10 ventilasi dibuka seluruhnya dan tidak perlu ditutup lagi sampai menetas.  Menurut penelitian selama pengeraman, udara dalam mesin mengandung ± 0,5% CO2 dan 21% O2

MEMBALIK DAN MENDINGINKAN TELUR

Kegiatan ini dilakukan agar telur memperoleh panas yang merata dan menjaga agar bibit tidak menempel pada kulit telur pada permulaan pengeraman.  Untuk mencegah lekatnya kuning telur dengan selaput pembungkus anak (allantois) pada fase-fase berikutnya, maka dilakukan pembalikan telur. 

Pembalikan dapat dilakukan mulai hari ke – 3 atau hari ke – 4 hingga 3 hari sebelum menetas. 
Pembalikan dilakukan setiap hari sebanyak 3 – 5 kali/hari, untuk memudahkan mengingat sebaiknya membuat jadwal pembalikan.

ALAT PENEROPONG


          
                                                                                  Ukuran kantong udara pada hari ke-7,
                                                                                  14 & 18 setelah di dalam mesin tetas

    
            Telur yang bakal jadi embrio                          Embrio yang berkembang
                     mulai kelihatan                                       semakin jelas kelihatan

MEMERIKSA TELUR YANG SEDANG DITETASKAN (CANDLING)


Pemeriksaan penting dilakukan untuk mengetahui telur mana yang bertunas (fertil) dan tidak bertunas (Non fertil), telur kosong atau telur mati bibit.

Pemeriksaan dilakukan diruangan yang gelap menggunakan lampu candling dan dilakukan 3 kali, yaitu pada hari ke – 6, hari ke – 14 dan hari ke – 18.  Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan pertama adalah :

a)        Telur kosong (tidak bertunas), jika tidak tampak apa-apa, kelihatan jernih dan terang.

b)        Telur hidup (bertunas), jika tampak sebuah titik (yang bergerak) dengan cabang-cabang halus, yang merupakan permulaan urat darah.

c)        Telur bibit mati, jika tampak sebuah titik, segaris warna merah
Embrio mati

 
PROSES PENETASAN

Kegiatan penetasan telur yang sering dilakukan adalah sebagai berikut :

Hari pertama

1.        Kegiatan sebaiknya dilakukan mulai pagi hari agar pengontrolan dan pengelolaannya mudah.
2.        Bersihkan telur tetas yang sudah diseleksi menggunakan kain lap
3.        Mesin tetas dipanaskan dengan cara menyalakan lampu minyak.  Ingat, bak air harus sudah dimasukkan kedalam mesin.
4.        Sambil menunggu mesin mencapai suhu yang dibutuhkan, telur yang akan ditetaskan diberi tanda.  Tanda yang diberikan harus sama untuk setiap telur.  Misalnya salah satu sisi bertanda A, sisi yang lain bertanda B.
5.        Telur disusun pada rak penetasan.  Penyusunan dilakukan diluar mesin dengan posisi bagian telur yang tumpul diatas dan yang runcing dibawah dengan kemiringan sekitar 400.  Untuk memudahkan pembalikan atau pemutaran telur, penyusunan ini harus seragam, bagian yang bertanda A diatas dan tanda B dibawah, atau sebaliknya
6.        Dibagian sisi rak penetasan dikosongkan sekitar 2 – 3 cm untuk memudahkan pembalikan atau pemutaran telur.  Pemutaran telur cukup dilakukan dengan cara meletakkan tangan diatas telur dan menggeserkannya ke arah yang kosong tersebut.
7.     Jika suhu mesin telah mencapai 38,33 0C (101 0F), rak penetasan yang telah berisi telur dimasukkan kedalam mesin.
8.        Setelah termometer diletakkan didalam mesin dengan posisi yang mudah dilihat, pintu dan ventilasi mesin ditutup rapat.

Hari Ke- 2

Mesin tetas tetap dibiarkan tertutup rapat, jangan sampai ada yang terbuka dan temperatur udara tetap dijaga pada 101 0F.

Hari Ke- 3

Pada hari ketiga mulai dilakukan pembalikan telur.  Pembalikan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada pukul 07.00, pukul 12.00 dan pukul 19.00.  setiap kali melakukan pembalikan telur, rak penetasan tidak boleh dikeluarkan.  Nyala lampu minyak jangan dipadamkan dan temperatur harus tetap 101 0F.  Pembalikan dilakukan hanya menggunakan telapak tangan, karena itu sebelum melakukan pembalikan telur tangan petugas harus dicuci bersihdan dikeringkan dengan lap yang bersih.

Hari ke- 4

Telur dibalik dengan waktu yang sama seperti pada hari ketiga.  Pada hari keempat mulai dilakukan pendinginan selama  15 menit pada siang hari bersama dengan pembalikan telur yang kedua kalinya.  Pada waktu pendinginan, rak penetasan dikeluarkan dari mesin.

Telur yang semula berada ditengah atau dekat dengan pipa seng dipindahkan ke tepi dan yang berada di tepi dipindahkan ketengah.  Semprong lampu minyak dibersihkan dan minyak tanah di isi kembali.  Pemeriksaan dan penambahan minyak tahan sebaiknya dilakukan setiap kali dilakukan pembalikan telur.  Demikian juga pengontrolan air dalam bak, hendaknya dilakukan bersama dengan pemeriksaan dan penambahan minyak tanah.  Temperatur dalam mesin tetas pada hari ke empat harus 102 0F (38,8 0C) dan ventilasi dibuka 1/4 bagian.

Hari ke- 5

Sama dengan hari ke empat, temperatur dalam keadaan 102 0F dan ventilasi dibuka setengah bagian.

Hari ke- 6

Masih sama dengan hari ke empat, tapi ventilasinya dibuka 3/4 bagian


Hari ke- 7

Sama dengan hari ke empat, tetapi pada saat ini telur tetas diperiksa untuk mengetahui atau menyeleksi telur yang dapat terus ditetaskan atau digagalkan.  Pemeriksaan telur dilakukan dengan menggunakan teropong.  Satu per satu telur di senter atau diteropong.  Jika telur kelihatan jernih atau terang, telur tersebut tidak dapat ditetaskan karena tidak ada embrio yang berkembang. 

Jika pada telur terlihat lingkaran darah atau pada kulit luarnya ada cairan, telur ini juga tidak dapat ditetaskan karena embrionya sudah mati.  Telur ini masih dikonsumsi, jadi jangan dibuang.  Jika pada telur terlihat satu titik dengan beberapa cabang seperti terjadi keretakan pada dinding telur dan tampak bergerak, telur tersebut dapat ditetaskan.  Dapat dipastikan bahwa dalam telur tersebut sudah ada embrio yang hidup dan berkembang.  Telur ini disusun kembali kedalam rak penetasan.  Suhu dalam mesin tetas 102 0F dan ventilasi dibuka seluruhnya.

Hari ke- 8

Pemutaran telur dan pendinginan masih tetap dilakukan.  Suhu dalam mesin 103 0F dan ventilasi dibuka seluruhnya

Hari ke- 9

Perlakuan terhadap telur sama seperti pada hari ke dua, yaitu mesin tetas ditutup rapat, jangan sampai ada yang terbuka.  Suhu udara dalam mesin 101 0F.

Hari ke- 10

Kembali dilakukan pembalikan telur dan pendinginan seperti biasa.  Temperatur udara didalam mesin 103 0F dan ventilasi dibuka seluruhnya.

Hari ke- 11

untuk hari ke- 11 dan hari ke- 12 sama dengan hari ke- 10, sedangkan untuk hari ke- 13 tetap sama tapi temperatur di dalam mesin 104 0F.

Hari ke- 14

Sama dengan hari ke- 13, tetapi dilakukan kembali pemeriksaan telur seperti pada hari ke tujuh

Hari ke- 15

Untuk hari ke 15 sampai dengan hari ke- 16 perlakuan sama dengan hari ke- 13

Hari ke- 17

Sama dengan hari ke- 14, pada hari ke- 18 pemutaran dan pendinginan telur dilakukan untuk yang terakhir kalinya.  Temperatur didalam mesin dinaikkan menjadi 105 0F dan ventilasi dibuka seluruhnya.  Hari ke- 19 sampai hari ke- 24 pemutaran telur terus dilakukan dan temperatur tetap 105 0F.  Ventilasi dibuka seluruhnya.

Hari ke- 25

Telur sudah mulai retak, untuk menambah kelembaban udara dalam mesin gantungkan kain basah di pipa seng tapi jangan sampai airnya menetes.  Temperatur udara dalam mesin 105 0F dan ventilasi dibuka seluruhnya.

Hari ke- 26

Telur mulai menetas, kaca pintu mesin ditutup dengan  kertas hitam.  Mesin jangan dibuka dan jangan sampai   ada cahaya yang masuk kedalam mesin.  Temperatur di dalam mesin 105 0F.

Hari ke- 27

Telur sudah menetas semuanya dan sebagian anak itik sudah ada yang berada didalam rak penampungan.  Kain yang digantungkan pada pipa dan bak air dalam mesin  dikeluarkan agar udara tidak lembab lagi.  Temperatur didalam mesin 105 0F dan ventilasi dibuka seluruhnya.

2 komentar:

  1. artikel yang sangat bagus bu, sangat membantu.. ditunggu artikel selanjutnya ,, trimss

    BalasHapus