Sabtu, 20 April 2013

Budidaya Tanaman Seledri dengan Para-para Box





Pertanian Berkelanjutan adalah keberhasilan dalam mengelola sumberdaya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumberdaya alam. Pertanian berwawasan lingkungan selalu memperhatikan nasabah tanah, air, manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan. Sedang tujuan pertanian yang berwawasan lingkungan adalah mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah; meningkatkan dan mempertahankan hasil pada arah yang optimal; mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman hayati dan ekosistem; dan yang lebih penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan penduduk dan makhluk hidup lainnya.

Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai “pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa mengorbankan kesanggupan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka”.  Konservasi merupakan faktor yang penting dalam pertanian berwawasan lingkungan. Konservasi sumberdaya terbarukan berarti sumberdaya tersebut harus dapat difungsikan secara berkelanjutan (continous). Sekarang kita sudah mulai sadar tentang potensi teknologi, kerapuhan lingkungan, dan kemampuan budi daya manusia untuk merusak lingkungan tersebut.

Suatu hal yang perlu dicatat bahwa ketersediaan sumberdaya adalah terbatas.
Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hidrologis, menjaga kelestarian sumber air, meningkatkan sumber daya alam serta memperbaiki kualitas lingkungan hidup yang pada gilirannya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui usaha tani yang berkelanjutan.
Dan seledri merupakan salah satu komoditi sayuran di Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi, memilki banyak manfaat sekaligus mudah dibudidayakan secara organik.


Siapa yang tidak mengenal Seledri atau dalam bahasa latin bisa di sebut Apium graveolens L, Family Apiacae tanaman ini memiliki batang tegak tingginya bisa mencapai  25-30 cm,tanaman ini bisa di tanam di dataran rendah atau dataran tinggi menyukai  tempat yang lembab dan subur.  Selain sebagai bumbu masak tanaman ini banyak mengandung vitamin A, C, dan zat besi., dan berkhasiat sebagai obat rematik dan menurunkan tensi darah tinggi. Seledri merupakan tanaman dataran tinggi yang dapat tumbuh baik pada kisaran suhu 7-16° C. Tanah yang baik untuk areal penanamannya adalah yang subur dan gembur dengan pH 5,5-6,8.

 Tanaman seledri dapat dibudidayakan sesuai dengan kondisi lahan, apabila kita mempunyai lahan yang luas kita dapat membudidayakan dengan membuat bedengan/guludan.  Dapat juga menggunakan polybag dan ada juga yang menggunakan dengan istilah para-para/box.  Pada petani yang sering terjadi permasalahan pada pengendalian penyakit dan sistem tanam yang salah serta masih menggunakan pupuk kimia.  Untuk penanaman seledri yang dibudidayakan saat ini dengan tidak menggunakan pupuk anorganik atau pun bahan kimia lainnya.

B.     Rumusan Masalah

1)      Petani belum mengetahui media tanam yang baik untuk budidaya seledri organik
2)      Penyakit tanaman seledri yang menyerang hampir seluruh milik semua petani seledri adalah karena pengaruh jarak tanam
3)      Keuntungan yang dihasilkan petani masih kurang karena masa panen yang hanya berlangsung 3 – 4 bulan.

C.    Tujuan

1)      Untuk mengenalkan kepada petani tentang media tanam yang baik untuk tanam sistem para-para/box.
2)      Untuk membuktikan kepada semua petani seledri tentang pengaruh jarak tanam terhadap penekanan OPT pada tanaman seledri.
3)      Agar petani seledri mengetahui masa panen akan jauh lebih relative panjang apabila cara penanganan panen yang benar.

D.    Manfaat

1)      Sebagai sarana pembanding oleh petani tentang cara membudidayakan tanaman seledri dengan sistem para-para/box dengan menggunakan organik
2)      Percontohan bagi penyuluh pertanian sebagai petugas Pembina petani
3)      Sebagai  bahan pertimbangan  terhadap penguasa kebijakan untuk menanggapi tentang pengembangan seledri sistem para-para atau box

TINJAUAN PUSTAKA

Pertanian ramah lingkungan salah satunya adalah dengan menerapkan pertanian organik. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik, menekan pencemaran udara, tanah, dan air. Di sisi lain, Pertanian organik meningkatkan kesehatan dan produktivitas       di antara flora, fauna dan manusia. Penggunaan masukan di luar pertanian yang menyebabkan degradasi sumber daya alam tidak dapat dikategorikan sebagai pertanian organik.
Sebailknya, sistem pertanian yang tidak menggunakan masukan dari luar, namun mengikuti aturan pertanian organik dapat masuk dalam kelompok pertanian organik, meskipun agro-ekosistemnya tidak mendapat sertifikasi organik.  

Bila kita sepenuhnya mengacu kepada terminologi (pertanian organik natural) ini tentunya sangatlah sulit bagi petani untuk menerapkannya, oleh karena itu pilihan yang dilakukan adalah melakukan pertanian organik regenaratif, yaitu pertanian dengan perinsip pertanian disertai dengan pengembalian ke alam masukan-masukan yang berasal dari bahan organik.

Beberapa komoditas prospektif yang dapat dikembangkan dengan sistem pertanian organik di Indonesia antara lain tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, tanaman rempah dan obat, serta peternakan. Menghadapi era perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang diharapkan pertanian organik Indonesia sudah dapat mengekspor produknya ke pasar internasional.

Komoditas pertanian organik yang akan dikembangkan dan memiliki potensi pasar yang baik, yaitu: hortikultura sayuran (brokoli, kubis merah, petsai, caisin, cho putih, kubis tunas, bayam daun, labu siyam, oyong dan baligo. Buah: nangka, durian, salak, mangga, jeruk dan manggis), perkebunan (kelapa, pala, jambu mete, cengkeh, lada, vanili dan kopi), rempah dan obat (Jahe, kunyit, temulawak, dan temu-temuan lainnya).
Beberapa perinsip dasar yang perlu diperhatikan adalah: (1) pemanfaatan sumberdaya alam untuk pengembangan agribisnis hortikultura (terutama lahan dan air) secara lestari sesuai dengan kemampuan dan daya dukung alam, (2) proses produksi atau kegiatan usaha tani itu sendiri dilakukan secara akrab lingkungan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dan eksternalitas pada masyarakat, (3) penanganan dan pengolahan hasil, distribusi dan pemasaran, serta pemanfaatan produk tidak menimbulkan masalah pada lingkungan (limbah dan sampah), (4) produk yang dihasilkan harus menguntungkan secara bisnis, memenuhi preferensi konsumen dan aman konsumsi. Keadaan dan perkembangan permintaan dan pasar merupakan acuan dalam agribisnis hortikultura ini (Pradopo, 2000).


HASIL DAN PEMBAHASAN

     Persemaian

Seledri dikembangbiakkan dengan biji. Oleh karena itu, untuk mendapat pertumbuhan dan produksi yang baik, maka harus ditunjang dengan benih yang baik pula.  Benih yang sebar pada persemaian sebanyak 2 gram, benih disebar pada box yang sudah disiapkan untuk persemaian.  Media yang digunakan untuk persemaian yaitu pupuk trichokompos sebanyak 10 karung (500 kg) dengan campuran tanah.  setelah benih disebar lakukan penyiraman dan tutup dengan karung bekas yang sudah dibasahi agar mempercepat perkecambahan. 


a.       Persiapan media tanam

Tempat media tumbuh dibuat seperti para-para/box yang terbuat dari kayu ulin dan diatasnya diberi kain paranet agar pada saat sudah ada tanaman air hujan tetap bisa masuk walaupun dalam skala kecil.  Jumlah para-para/box yang dibuat adalah      6 buah dengan ukuran panjang 6 meter dan lebarnya 1,5 meter.  Untuk media tanam diperlukan 70 karung pupuk trichokompos (3500 kg) dan dicampur dengan tanah.
 
     Penanaman

Bibit ditanam setelah berumur 15 hari setelah semai, dengan jarak tanam yang digunakan 20 x 30 cm, dan dalam satu lubang tanam hanya ditanam satu rumpun saja.  Ini sangat berbeda dengan perlakuan yang ada pada petani umumnya biasanya mereka menanam 3-4 rumpun dengan jarak tanam 10 x 15 cm.


      Pemeliharaan

Pemupukan yang dilakukan tidak menggunakan pupuk anorganik, hanya menggunakan pupuk organik cair dengan dosis 20 ml/10 liter air, itu digunakan untuk menyemprot sebanyak 6 buah para-para/box.  Dengan interval penyemprotan selama 10 hari.  Penyemprotan pupuk organic cair dilakukan pada saat tanaman berumur      15 hari setelah tanam dan dilakukan sebanyak 3 kali.  Dan selanjutnya pupuk cair tersebut diberikan setiap kali selesai melakukan pemanenan, biasanya sehari setelah panen seledri dilaksanakan.


     Panen dan pasca panen

Panen dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 45 hari setelah tanam, untuk ditempat petani biasanya pemanenan baru dapat dilakukan setelah berumur      60 hari setelah tanam, dengan masa panen yang hanya berumur 3 – 4 bulan.      Dengan adanya kajian ini maka masa panen ternyata bisa lebih panjang 9 – 10 bulan.  Pemanenan dilaksanakan setiap satu minggu sekali, dengan cara diambil daun yang tua. 


Pada saat panen lakukan pembumbunan dan apabila dalam satu lubang tanam ada tumbuh anakan maka anakan tersebut dibuang, karena dalam pengkajian ini diharapkan hanya satu rumpun yang pelihara. Harga yang dijual pada petani pengumpul adalah Rp. 1.300,- /ikat.  Untuk menjaga agar masa panen relative panjang maka setelah panen dilakukan pada minggu ke-12 diberikan penambahan pupuk petroganik sebanyak 25 kg untuk 6 buah para-para/box.