A. KELOMPOK TUMBUHAN RODENTISIDA NABATI
1. Gadung racun (Dioscorea
hispida denst)
Famili
: Dioscoreaceae
a. Deskripsi Tumbuhan
Gadung racun merupakan herba merambat dengan panjang dapat mencapai 10
m. batang bulat berkayu, permukaan
licin, berduri dan membentuk umbi.
Tanaman ini berdaun majemuk, menjari, anak daun tiga, tepi rata, ujung
meruncing, pangkal tumpul, permukaan kasap, panjang 20-25 cm, lebar 7-11,5 cm
dan berwarna hijau. Bunga majemuk, bulir
terletak diketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota kuning serta benang sari
6 dan warna kuning. Buah elips,
berdaging, diameter sekitar 1 cm dan berwarna coklat. Akar serabut.
b. Bagian Tumbuhan Yang Digunakan
Bagian tumbuhan yang digunakan adalah sebagai bahan rodentisida nabati
adalah umbi yang dilumatkan lalu dicampur dengan umpan. Sementara penggunaannya secara laboratorium
dilakukan dengan mengekstrak umbi dalam suatu pelarut.
c. Kandungan Senyawa Aktif
Umbi gadung racun mengandung alkaloid
dioskorin, yaitu suatu substansi yang bersifat basa, mengandung satu atau lebih
atom nitrogen dan sering kali bersifat toksik.
d. OPT Sasaran
Hama yang dapat dikendalikan dengan bahan tanaman ini adalah tikus dan
kelompok hama rodentia lainnya.
e. Cara Aplikasi
Umbi gadung sangat beracun terhadap
tikus. Pemakaian bahan ini biasanya
dilakukan dengan mencampur dalam umpan yang berupa pakan untuk tikus. Pengaruh umbi racun gadung menyebabkan pusing
yang diikuti muntah darah, sesak nafas, dan bahkan mampu mematikan.
2. Tegari (Dianella
sp)
Famili
: Liliaceae
a. Deskripsi Tumbuhan
Tegari untuk di Kalimantan Selatan dikenal dengan nama kajulungan,
kurambil dan usar (Jumar, 1999).
Tumbuhan ini berdaun keras, membujur, membentuk pedang, panjangnya 30 cm
dan berwarna hijau. Bunga berwarna putih
dengan ukuran tidak bergerombol. Buah
muda berwarna hijau dan jika berwarna biru metalik sampai ungu.
b. Bagian Tumbuhan Yang Digunakan
Bagian tumbuhan yang dapat digunakan
sebagai Rodentisida nabati adalah akar serabut.
c. Kandungan Senyawa Aktif
Tegari mengandung senyawa plumbagin yang
merupakan hidrolis dan oksidasi dari dianellin.
Plumbagin adalah drivat senyawa quinine yang digunakan sebagai obat dan
racun, seperti Chimaphilin, Plumbagin dan Eleutherin(Robonson, 1975)
d. OPT Sasaran
Akar tegari dapat digunakan sebagai bahan rodentisida nabati untuk
mengendalikan hama tikus.
e. Cara Aplikasi
Cara membuat rodentisida nabati dari akar tegari relative mudah, yaitu
sebagai berikut :
1).
Akar tegari dicuci bersih dengan air
2).
Setelah bersih akar dipotong kecil-kecil
3).
Akar yang telah dipotong ditimbang sebanyak 30
gram, kemudian ditumbuh halus
4).
Tambahkan air sebanyak 50 ml atau ¼ gelas aqua,
dicampur merata kemudian diperas.
5).
Larutan air perasan tersebut digunakan untuk
merendam 150 gram beras ketan atau
beras biasa
6).
Biarkan rendaman tersebut selama 20-24 jam
7).
Ambil beras atau ketan tersebut dari rendaman dan
tirisan
8).
Setelah itu dikering anginkan selama 10 - 12 jam
(jangan terkena langsung matahari
karena akan mengurangi efektivitas racun)
9).
Beras/ketan yang telah bercampur larutan akar tegari
siap digunakan sebagai umpan
beracun bagi hama tikus (rodentisida nabati)
B. KELOMPOK TUMBUHAN MOLUSKISIDA NABATI
1. Tuba (Derris
eliptica (Roxb.) Benth)
Famili
: Papilionaceae
a. Deskripsi Tumbuhan
Tumbuhan tuba merupakan perdu memanjat dengan tinggi dapat mencapai 10
m. Batang berkayu monopodial, ketika
muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna coklat kekuningan. Daun majemuk, helaian anak daun berbentuk
bulat telur ujung runcing, tepi rata, pangkal tumpul, pertulangan menyirip,
panjang 15-25 cm, lebar 5-8 cm, berwarna hijau ketika tua. Buah polong
berbentuk bulat telur, bersayap, panjangnya 3,5-7 cm, berdiameter 2 cm dan
berwarna coklat muda . Biji bulat
diameter sekitar 1 cm dan berwarna coklat.
Akar tunggang dan berwarna kuning kecoklatan. Perbanyakan dengan stek batang. Tuba dapat tumbuh baik disemak-semak, hutan
atau dipinggiran sungai pada ketinggian 1700 m dpl.
b. Bagian Tumbuhan Yang Digunakan
Akar tuba dapat digunakan sebagai
moluskisida nabati dalam keadaan segar.
c. Kandungan Senyawa Aktif
Salah satu produksi metabolit sekunder yang
dikandung oleh tanaman tuba adalah rotenone (C23H22O6). Kandungan rotenone tinggi terdapat pada akar
yaitu antara 0,3-12 %. Rotenon merupakan
racun perut dan kontak tetapi tidak bersifat sistemik, namun demikian rotenone
relative aman bagi kesehatan manusia.
Rotenone larut dalam pelarut organic polar,
bekerja relative lambat dan memerlukan beberapa hari untuk membunuh serangga,
serta mudah terdegradasi oleh sinar matahari dan udara terbuka. Rotenon juga mudah terdegradasi pada keadaan
basa dan pada pelarut air. Namun
demikian akar tuba dapat diekstrak dengan eter atau air. Pada suhu 1000 0C selama 2 jam dan
pada suhu 400 0C selama 30 jam rotenone akan rusak.
d. OPT Sasaran
Jenis OPT sasaran adalah jenis molusca seperti siput dan keong-keongan.
e. Cara Aplikasi
Cara membuatnya adalah dengan cara menumbuknya lalu diaduk dengan
air. Cara lainnya adalah akar tuba
diris-iris, dikeringkan lalu dibuat tepung dengan menumbuknya atau dengan alat
penghancur. Teknik terbaik untuk
mengeringkan akar tuba adalah dengan penjemuran dibawah sinar matahari.
Selain sebagai moluskisida, rotenone juga berperan sebagai insektisida,
akarisida dan racun ikan. Rotenoid
merupakan racun penghambat metabolism dan sistem saraf yang bekerja
perlahan. Serangga yang teracuni sering
mati karena kelaparan yang disebabkan oleh kelumpuhan alat-alat mulut.
Tepung akar tuba dengan konsentrasi 1-5 % sangat efektif mengendalikan
beberapa serangga hama gudang pada biji-bijian.
Selain hama serangga akar tuba sangat beracun terhadap keong mas yaitu
dengan mengadukkan akar tuba dalam air yang ditambahkan sekitar 0,1 % deterjen
cair (treepol).
C. KELOMPOK TUMBUHAN PESTISIDA SERBAGUNA
1. Nimba (Azadirachta
indica A.Juss)
Famili
: Meliaceae
a. Deskripsi Tumbuhan
Nimba merupakan pohon dengan ketinggian 10-15 m. Batang tegak, berkayu, berbentuk bulat,
permukaan kasar, percabangan simpodial dan berwarna cokelat. Daun majemuk, letak berhadapan, berbentuk
lonjong, tepi bergerigi, ujung lancip, pangkal meruncing, pertulangan menyirip,
panjang 5-7 cm, lebar 3-4 cm, tangkai deaun panjangnya 8-20 cm dan berwarna
hijau.
Akar tunggang nimba tumbuh baik didaerah panas dengan ketinggian 1700 m
dpl, dan tahan cekaman air. Didaerah
yang banyank hujan bagian vegetative sangat subur tetapi sulit untuk
menghasilkan biji (generative), perbanyakan melalui biji.
b. Bagian Tumbuhan Yang Digunakan
Daun dan biji. Ekstrak nimbi
dapat dipersiapkan sendiri oleh petani secara sederhana atau oleh tenaga ahli
laboratorium untuk keperluan industri.
Secara sederhana, ekstrak daun dan biji nimbi diperoleh dengan
menghaluskan bagian tumbuhan tersebut lalu mencampurnya dengan air atau pelarut
lain.
c. Kandungan Senyawa Aktif
Tanaman nimba mengandung Azadirachtin
(C35H44O16), meliantriol, salanin, nimbin
dan lainnya. Azadirachtin sendiri
mengandung sekitar 17 komponen sehingga sulit untuk menentukan jenis komponen
yang paling berperan sebagai pestisida.
Bahan aktif ini terdapat disemua bagian tanaman tapi yang paling tinggi terdapat
pada bijinya. Bijinya mengandung minyak
sebesar 35-45 %.
d. OPT Sasaran
Tanaman nimba mampu mengendalikan sekitar 127 jenis hama dan mampu
berperan sebagai fungisida, bakterisida, antivirus, nematisida serta
moluskisida.
Kematian hama sebagai akibat dari penggunaan nimba terjadi pada
pergantian instrar-instrar berikutnya atau pada proses metamorfosis. Nimba tidak membunuh hama secara cepat,
tetapi berpengaruh pada hama yaitu menurunnya daya makan, pertumbuhan, daya
reproduksi, proses ganti kulit, hambatan pertumbuhan serangga dewasa ,
menghambat perkawinan dan komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur dan
menghambat pembentukan kitin.
Selain itu nimba juga berperan sebagai pemandul, mengganggu proses
perkawinan serangga hama, menghambat peletakan telur dan dapat bekerja secara
sistemik.
Jenis OPT yang dikendalikan, antara lain :
Pada tanaman Hortikultura :
·
Ulat buah pada cabai/tomat (Helicoverpa armigera)
·
Kutu daun sayuran (Aphid)
·
Ulat daun kubis (Pluttela
xylostella)
·
Ulat krop kubis (Crocidolomia
binotalis)
·
Ulat tanah pada sayuran (Agrotis spp)
·
Penggorok daun sayuran (Liriomyza spp)
·
Rebah kecambah sayuran (Rhizoctania solani, Sclerotium spp)
·
Ulat grayak pada sayuran (Spodoptera spp)
·
Nematoda (Meloidogyne
spp)
·
Mediterranean fruit fly pada buah-buahan (Ceratitis capitata)
·
Layu fusarium pada sayuran dan buah-buahan (Fusarium oxysporum)
Pada tanaman pangan :
·
Wereng coklat pada padi (Nilaparvata lugens)
·
Wereng hijau pada padi (Nephotettix sp)
·
Wereng punggung putih pada padi (Sogatella furcifera)
·
Belalang kembara (Locusta
migratoria)
·
Ulat grayak (Spodoptera
litura)
e. Cara Aplikasi
1) Biji Nimba
Untuk membuat larutan semprot 10 liter
diperlukan campuran air 10 liter dan 500 gram biji nimba. Sebelum dicampur biji ditumbuk lalu diaduk
didalam air dan dikocok dengan kuat.
Campuran didiamkan paling sedikit 5 jam, sebaiknya satu malam, supaya
senyawa nimba terlepas dari bijinya kedalam larutan air.
Ekstrak nimba dapat disemprotkan dengan
menggunakan alat semprot, sebelumnya partikel – partikel biji nimba harus
disaring dari larutan agar tidak tersumbat pada nozzle. Apabila tidak ada alat semprot dapat
menggunakan kuas jerami. Dalam hal ini larutan
tidak perlu disaring. Kuas dicelupkan
dalam larutan kemudian dipercikan diatas tanaman sampai semua daun basah. Efek senyawa nimba berlangsung selama 3 - 6 hari.
Ø
Untuk mengendalikan ulat buah (Helicoverpa
armigera).
5 Kg biji nimba ditumbuk dibungkus didalam kain/serbet
kemudian direndam dalam satu ember air selama 12 jam. Nimba yang terbungkus dalam serebet diperas.
Ø
Untuk mengendalikan Belalang
Setelah tanaman disemprot dengan nimba kematian nimba
belalang terjadi 2 - 3 hari kemudian
Ø
Sebagai repellent atau penolak
500 gram biji nimba dilarutkan dalam 100 liter air
dapat melindungi tanaman 0,1 Ha dalam 2 minggu.
Ø
Sebagai nematisida/fungisida pada terong
Di India dilaporkan bahwa dengan mencampurkan pellet
nimba 1-2 ton/Ha pada saat pengolahan tanah dapat mengendalikan tanaman terong
dari serangan nematode, penyakit bercak daun dan penggerek buah.
2)
Daun Nimba
·
Untuk mengendalikan hama secara umum(Kardinan, 2000)
Bahan :
8 kg daun nimba
6 Kg Lengkuas
6 Kg Serai
20 Gram deterjen
20 liter air
Cara membuat :
Daun nimba, lengkuas dan serai ditumbuk. Seluruh bahan diaduk merata dalam 20 liter
air lalu direndam selama 24 jam.
Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Larutan hasil penyaringan diencerkan dengan
60 liter air. Semprotkan pada tanaman.
2. Sirsak (Annona
muricata)
Famili
: Annonaceae
a. Deskripsi Tumbuhan
Sirsak dapat tumbuh hamper disemua tempat sampai ketinggian 900 m
dpl. Sirsak merupakan pohon dengan
tinggi dapat mencapai sekitar 8 meter, batang berkayu, bulat dan
bercabang. Perbanyakan dengan biji.
b. Bagian Tumbuhan Yang Digunakan
Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pengendalian hama adalah
daun dan biji.
c. Kandungan Senyawa Aktif
Berdasarkan informasi pakar dari pusat kajian PHT IPB (Djoko Prijono)
tumbuhan ini tidak terlalu aktif. Namun
beberapa peneliti melakukan kajian tumbuhan ini sebagai bahan eksplorasi
tumbuhan yang berpotensi sebagai pestisida nabati. Buah yang mentah, biji, daun dan akarnya
mengandung senyawa kimia annonain.
Selain itu bijinya mengandung minyak 42-45 % yang merupakan racun kontak
dan racun perut yang bermanfaat sebagai insektisida, repellent(penolak) dan
anti feedant.
Dari tanaman sirsak telah berhasil diisolasi beberapa senyawa acetogenin
antara lain asimisin, bulatacin dan senyawa squamosin. Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin
akan bersifat anti feedant bagi serangga, sehingga menyebabkan serangga tidak
mau makan. Pada konsentrasi rendah
bersifat racun perut dan dapat menyebabkan kematian.
d. OPT Sasaran
OPT yang dapat dikendalikan dengan tumbuhan ini adalah hama belalang dan
spesies hama lainnya.
e. Cara Aplikasi
v
Untuk mengendalikan Thrips pada cabai
Bahan :
50-100 lembar daun sirsak
16 Kg deterjen/sabun colek
5 liter air
Cara membuat :
Daun sirsak ditumbuk halus lalu dengan deterjen dan 5
liter. Larutan siap disemprotkan
keseluruh tanaman cabai.
v
Untuk mengendalikan wereng padi
Bahan :
Satu genggam daun sirsak
Satu genggam rimpang jeringau
20 siung bawang putih
20 gr deterjen
20 liter air
Cara membuat :
Daun sirsak, rimpang jeringau dan bawang putih
ditumbuk atau dihaluskan . seluruh bahan
dicampur dengan deterjen kemudian direndam dalam 20 liter air selama 20
hari. Setiap liter larutan hasil
saringan dapat diencerkan dengan 10-15 liter air.
v
Jenis OPT lain yang dapat dikendalikan
Thrips pada cabai, kutu daun kentang (Macrosiphum solanifolii), kutu daun
krisan (Macrosiphoniella sanborni),
kumbang merah (Aulocaphora faveicollis)
pada labu kuning, Aphid, belalang kepik hijau, wereng coklat (Nilaparvata lugens), wereng hijau (Nephotettix virescens), wereng punggung
putih (Sogatella furcifera) pada
padi.
3. Lada (Piper nigrum L.)
Famili
: Piperaceae
a. Deskripsi Tumbuhan
Lada
merupakan tanaman herba tahunan dan tumbuh memanjat. Batang bulat , beruas, bercabang,mempunyai
akar pengikat, dan berwarna hijau kotor.
Perbanyakan dapat dilakukan dengan stek batang. Tumbuhan ini dapat tumbuh baik pada
ketinggian 1600 m dpl.
b. Bagian Tumbuhan Yang Digunakan
Biji lada
digunakan sebagai pestisida nabati dengan menumbuk atau menghancurkannya
sehingga menjadi bentuk tepung. Cara
lainnya adalah dengan ekstraksi secara laboratorium.
c. Kandungan Senyawa Aktif
Kandungan
aktif biji lada antara lain alkaloid,
methylpyrrolic, piperovatine, chavincine, piperidine dan piperine.
d. OPT Sasaran
Biji lada dapat berfungsi sebagai
insektisida, fungisida dan nematisida. Ekstrak
dan bubuk lada toksik terhadap beberapa jenis serangga hama.
Pada konsentrasi 1,25 – 0,5 %, bubuk lada dapat menanggulangi serangga
hama gudang sitophilus sp, sedangkan oleoresin (konsentrat)
lada dapat meningkatkan (sebagai sinergis) daya racun piretrin yang berasal
dari bunga piretrum.
D. KELOMPOK TUMBUHAN PESTISIDA NABATI RAMUAN
Jenis hama yang bergerak, terbang dan suka berpindah-pindah, seperti
belalang dan walang sangit, relative sulit ditanggulangi dibandingkan dengan
jenis hama yang tidak lincah dan tidak berpindah-pindah, seperti beberapa jenis
ulat. Selain itu untuk mengendalikan
hama yang bergerak lebih banyak membutuhkan ramuan pestisida nabati.
Contoh – contoh ramuan pestisida nabati berikut digunakan untuk
mengendalikan hama belalang, wereng coklat, walang sangit, kutu, ulat, aphid
dan thrips pada sayuran dan tanaman lainnya.
1.
Ramuan untuk mengendalikan hama secara umum
Bahan :
Daun nimba 8 Kg
Lengkuas 6 Kg
Serai 6 Kg
Deterjen/sabun colek 20 gr
Air 20
liter
Cara membuat :
Daun nimba, lengkuas dan serai ditumbuk
atau dihaluskan. Seluruh bahan diaduk
merata dalam 20 liter air lalu direndam sehari semalam (24 jam). Keesokan harinya larutan disaring dengan kain
halus. Larutan hasil penyaringan
diencerkan kembali dengan 60 liter air.
Larutan sebanyak itu dapat digunakan untuk lahan seluas 1 Ha.
2.
Ramuan untuk mengendalikan wereng coklat
Bahan :
Daun sirsak satu
genggam
Rimpang jeringau satu
genggam
Bawang putih 20
siung
Deterjen/sabun colek 20 gr
Air 20
liter
Cara membuat :
Daun sirsak, rimpang jeringau dan bawang putih ditumbuk atau
dihaluskan. Seluruh bahan dicampur
dengan deterjen kemudian direndam dalam 20 liter air selama 2 hari. Keesokan harinya larutan bahan disaring
dengan kain halus. Setiap liter larutan
hasil saringan dapat diencerkan dengan 10-15 liter air. Larutan pestisida nabati ini siap digunakan
untuk mengendalikan hama wereng cokelat.
3.
Ramuan untuk mengendalikan hama thrips pada
cabai
Bahan :
Daun sirsak 50-100
lembar
Deterjen/sabun colek 15 gram
Air 5
liter
Cara membuat :
Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan
5 liter air dan diendapkan semalam.
Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Setiap liter larutan hasil saringan diencerkan
dengan 10-15 liter air.
Cara aplikasi :
Semprotkan cairan tersebut keseluruh bagian
tanaman cabai, khususnya yang ada hamanya.
4.
Ramuan untuk mengendalikan belalang dan
ulat
Bahan :
Daun sirsak 50
lembar
Daun tembakau satu genggam
Deterjen/sabun colek 20 gram
Air 20
liter
Cara membuat :
Daun sirsak dan daun tembakau ditumbuk
halus. Seluruh bahan diaduk rata dalam
20 liter air lalu diendapkan semalam.
Keesokan harinya larutan disaring.
Larutan hasil saringan diencerkan dengan air sebanyak 50-60 liter
larutan siap digunakan.
Cara aplikasi :
Semprotkan cairan tersebut pada tanaman
yang terserang hama atau pada yang
terdapat pada tanaman.
5.
Ramuan untuk mengendalikan hama wereng
coklat, penggerek batang, dan nematoda.
Bahan :
Daun nimba 50
gram
Alcohol 10
cc
Air 1
liter
Cara membuat :
Biji nimba ditumbuk halus dan diaduk dengan
10 cc alkohol lalu
diencerkan dengan 1 liter air. Larutan
diendapkan semalam. Keesokan harinya
larutan disaring.
Cara aplikasi :
Semprotkan cairan tersebut pada tanaman
yang terserang hama atau pada hamanya langsung.
Hama tidak langsung mati segera setelah disemprot dengan larutan nimba,
tetapi memerlukan waktu antara 2-3 hari untuk mati.
Anonim, 2000.
Pengenalan Pestisida Nabati Tanaman Hortikultura. Ditjen Produksi Aneka Tanaman. Direktorat Perlindungan, Jakarta.
Jumar.
2002. Tumbuhan Tegari (Dianella sp) dan Pemanfaatannya Sebagai
Rodentisida Nabati.
Kardinan, Agus.
2001. Pestisida Nabati, Ramuan
dan Aplikasi.
Oka, Ida, Nyoman.
1995. Pengendalian Hama Terpadu
dan Implementasinya di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar