Selasa, 12 November 2013

PESTISIDA NABATI

A.    KELOMPOK TUMBUHAN RODENTISIDA NABATI

1.      Gadung racun (Dioscorea hispida denst)
Famili  :  Dioscoreaceae

a.      Deskripsi Tumbuhan
Gadung racun merupakan herba merambat dengan panjang dapat mencapai 10 m.  batang bulat berkayu, permukaan licin, berduri dan membentuk umbi.
Tanaman ini berdaun majemuk, menjari, anak daun tiga, tepi rata, ujung meruncing, pangkal tumpul, permukaan kasap, panjang 20-25 cm, lebar 7-11,5 cm dan berwarna hijau.  Bunga majemuk, bulir terletak diketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota kuning serta benang sari 6 dan warna kuning.  Buah elips, berdaging, diameter sekitar 1 cm dan berwarna coklat.  Akar serabut.


b.      Bagian Tumbuhan Yang Digunakan
Bagian tumbuhan yang digunakan adalah sebagai bahan rodentisida nabati adalah umbi yang dilumatkan lalu dicampur dengan umpan.  Sementara penggunaannya secara laboratorium dilakukan dengan mengekstrak umbi dalam suatu pelarut.

c.       Kandungan Senyawa Aktif
Umbi gadung racun mengandung alkaloid dioskorin, yaitu suatu substansi yang bersifat basa, mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan sering kali bersifat toksik.

d.      OPT Sasaran
Hama yang dapat dikendalikan dengan bahan tanaman ini adalah tikus dan kelompok hama rodentia lainnya.






e.       Cara Aplikasi
Umbi gadung sangat beracun terhadap tikus.   Pemakaian bahan ini biasanya dilakukan dengan mencampur dalam umpan yang berupa pakan untuk tikus.  Pengaruh umbi racun gadung menyebabkan pusing yang diikuti muntah darah, sesak nafas, dan bahkan mampu mematikan.

2.      Tegari (Dianella sp)
Famili  :  Liliaceae

a.      Deskripsi Tumbuhan
Tegari untuk di Kalimantan Selatan dikenal dengan nama kajulungan, kurambil dan usar (Jumar, 1999).  Tumbuhan ini berdaun keras, membujur, membentuk pedang, panjangnya 30 cm dan berwarna hijau.  Bunga berwarna putih dengan ukuran tidak bergerombol.  Buah muda berwarna hijau dan jika berwarna biru metalik sampai ungu.


b.      Bagian Tumbuhan Yang Digunakan
Bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai Rodentisida nabati adalah akar serabut.

c.       Kandungan Senyawa Aktif
Tegari mengandung senyawa plumbagin yang merupakan hidrolis dan oksidasi dari dianellin.  Plumbagin adalah drivat senyawa quinine yang digunakan sebagai obat dan racun, seperti Chimaphilin, Plumbagin dan Eleutherin(Robonson, 1975)

d.      OPT Sasaran
Akar tegari dapat digunakan sebagai bahan rodentisida nabati untuk mengendalikan hama tikus.

e.       Cara Aplikasi
Cara membuat rodentisida nabati dari akar tegari relative mudah, yaitu sebagai berikut :

1).  Akar tegari dicuci bersih dengan air
2).  Setelah bersih akar dipotong kecil-kecil
3).  Akar yang telah dipotong ditimbang sebanyak 30
      gram, kemudian ditumbuh halus
4).  Tambahkan air sebanyak 50 ml atau ¼ gelas aqua,
       dicampur merata kemudian diperas.
5).  Larutan air perasan tersebut digunakan untuk
       merendam 150 gram beras ketan atau
      beras biasa
6).  Biarkan rendaman tersebut selama 20-24 jam
7).  Ambil beras atau ketan tersebut dari rendaman dan
       tirisan
8).  Setelah itu dikering anginkan selama 10 - 12 jam
       (jangan terkena langsung matahari
      karena akan mengurangi efektivitas racun)
9).  Beras/ketan yang telah bercampur larutan akar tegari
       siap digunakan sebagai umpan
       beracun bagi hama tikus (rodentisida nabati) 


B.     KELOMPOK TUMBUHAN MOLUSKISIDA NABATI

1.      Tuba (Derris eliptica (Roxb.) Benth)
Famili  :  Papilionaceae

a.      Deskripsi Tumbuhan
Tumbuhan tuba merupakan perdu memanjat dengan tinggi dapat mencapai 10 m.  Batang berkayu monopodial, ketika muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna coklat kekuningan.  Daun majemuk, helaian anak daun berbentuk bulat telur ujung runcing, tepi rata, pangkal tumpul, pertulangan menyirip, panjang 15-25 cm, lebar 5-8 cm, berwarna hijau ketika tua. Buah polong berbentuk bulat telur, bersayap, panjangnya 3,5-7 cm, berdiameter 2 cm dan berwarna coklat muda .  Biji bulat diameter sekitar 1 cm dan berwarna coklat.  Akar tunggang dan berwarna kuning kecoklatan.  Perbanyakan dengan stek batang.  Tuba dapat tumbuh baik disemak-semak, hutan atau dipinggiran sungai pada ketinggian 1700 m dpl.
b.      Bagian Tumbuhan Yang Digunakan
Akar tuba dapat digunakan sebagai moluskisida nabati dalam keadaan segar.

c.       Kandungan Senyawa Aktif
Salah satu produksi metabolit sekunder yang dikandung oleh tanaman tuba adalah rotenone (C23H22O6).  Kandungan rotenone tinggi terdapat pada akar yaitu antara 0,3-12 %.  Rotenon merupakan racun perut dan kontak tetapi tidak bersifat sistemik, namun demikian rotenone relative aman bagi kesehatan manusia. 
Rotenone larut dalam pelarut organic polar, bekerja relative lambat dan memerlukan beberapa hari untuk membunuh serangga, serta mudah terdegradasi oleh sinar matahari dan udara terbuka.  Rotenon juga mudah terdegradasi pada keadaan basa dan pada pelarut air.  Namun demikian akar tuba dapat diekstrak dengan eter atau air.  Pada suhu 1000 0C selama 2 jam dan pada suhu 400 0C selama 30 jam rotenone akan rusak.
d.      OPT Sasaran
Jenis OPT sasaran adalah jenis molusca seperti siput dan keong-keongan.

e.       Cara Aplikasi
Cara membuatnya adalah dengan cara menumbuknya lalu diaduk dengan air.  Cara lainnya adalah akar tuba diris-iris, dikeringkan lalu dibuat tepung dengan menumbuknya atau dengan alat penghancur.  Teknik terbaik untuk mengeringkan akar tuba adalah dengan penjemuran dibawah sinar matahari.
Selain sebagai moluskisida, rotenone juga berperan sebagai insektisida, akarisida dan racun ikan.  Rotenoid merupakan racun penghambat metabolism dan sistem saraf yang bekerja perlahan.  Serangga yang teracuni sering mati karena kelaparan yang disebabkan oleh kelumpuhan alat-alat mulut.
Tepung akar tuba dengan konsentrasi 1-5 % sangat efektif mengendalikan beberapa serangga hama gudang pada biji-bijian.  Selain hama serangga akar tuba sangat beracun terhadap keong mas yaitu dengan mengadukkan akar tuba dalam air yang ditambahkan sekitar 0,1 % deterjen cair (treepol). 

C.    KELOMPOK TUMBUHAN PESTISIDA SERBAGUNA

1.      Nimba (Azadirachta indica A.Juss)
Famili  :  Meliaceae

a.      Deskripsi Tumbuhan
Nimba merupakan pohon dengan ketinggian 10-15 m.  Batang tegak, berkayu, berbentuk bulat, permukaan kasar, percabangan simpodial dan berwarna cokelat.  Daun majemuk, letak berhadapan, berbentuk lonjong, tepi bergerigi, ujung lancip, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, panjang 5-7 cm, lebar 3-4 cm, tangkai deaun panjangnya 8-20 cm dan berwarna hijau.
Akar tunggang nimba tumbuh baik didaerah panas dengan ketinggian 1700 m dpl, dan tahan cekaman air.  Didaerah yang banyank hujan bagian vegetative sangat subur tetapi sulit untuk menghasilkan biji (generative), perbanyakan melalui biji.

b.      Bagian Tumbuhan Yang Digunakan
Daun dan biji.  Ekstrak nimbi dapat dipersiapkan sendiri oleh petani secara sederhana atau oleh tenaga ahli laboratorium untuk keperluan industri.  Secara sederhana, ekstrak daun dan biji nimbi diperoleh dengan menghaluskan bagian tumbuhan tersebut lalu mencampurnya dengan air atau pelarut lain.

c.       Kandungan Senyawa Aktif
Tanaman nimba mengandung Azadirachtin (C35H44O16), meliantriol, salanin, nimbin dan lainnya.  Azadirachtin sendiri mengandung sekitar 17 komponen sehingga sulit untuk menentukan jenis komponen yang paling berperan sebagai pestisida.  Bahan aktif ini terdapat disemua bagian tanaman tapi yang paling tinggi terdapat pada bijinya.  Bijinya mengandung minyak sebesar 35-45 %.
d.      OPT Sasaran
Tanaman nimba mampu mengendalikan sekitar 127 jenis hama dan mampu berperan sebagai fungisida, bakterisida, antivirus, nematisida serta moluskisida.
Kematian hama sebagai akibat dari penggunaan nimba terjadi pada pergantian instrar-instrar berikutnya atau pada proses metamorfosis.  Nimba tidak membunuh hama secara cepat, tetapi berpengaruh pada hama yaitu menurunnya daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses ganti kulit, hambatan pertumbuhan serangga dewasa , menghambat perkawinan dan komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur dan menghambat pembentukan kitin. 
Selain itu nimba juga berperan sebagai pemandul, mengganggu proses perkawinan serangga hama, menghambat peletakan telur dan dapat bekerja secara sistemik.


Jenis OPT yang dikendalikan, antara lain :
Pada tanaman Hortikultura :
·         Ulat buah pada cabai/tomat (Helicoverpa armigera)
·         Kutu daun sayuran (Aphid)
·         Ulat daun kubis (Pluttela xylostella)
·         Ulat krop kubis (Crocidolomia binotalis)
·         Ulat tanah pada sayuran (Agrotis spp)
·         Penggorok daun sayuran (Liriomyza spp)
·         Rebah kecambah sayuran (Rhizoctania solani, Sclerotium spp)
·         Ulat grayak pada sayuran (Spodoptera spp)
·         Nematoda (Meloidogyne spp)
·         Mediterranean fruit fly pada buah-buahan (Ceratitis capitata)
·         Layu fusarium pada sayuran dan buah-buahan (Fusarium oxysporum)


Pada tanaman pangan :
·         Wereng coklat pada padi (Nilaparvata lugens)
·         Wereng hijau pada padi (Nephotettix sp)
·         Wereng punggung putih pada padi (Sogatella furcifera)
·         Belalang kembara (Locusta migratoria)
·         Ulat grayak (Spodoptera litura)

e.       Cara Aplikasi
1)      Biji Nimba
Untuk membuat larutan semprot 10 liter diperlukan campuran air 10 liter dan 500 gram biji nimba.  Sebelum dicampur biji ditumbuk lalu diaduk didalam air dan dikocok dengan kuat.  Campuran didiamkan paling sedikit 5 jam, sebaiknya satu malam, supaya senyawa nimba terlepas dari bijinya kedalam larutan air.
Ekstrak nimba dapat disemprotkan dengan menggunakan alat semprot, sebelumnya partikel – partikel biji nimba harus disaring dari larutan agar tidak tersumbat pada nozzle.  Apabila tidak ada alat semprot dapat menggunakan kuas jerami.  Dalam hal ini larutan tidak perlu disaring.  Kuas dicelupkan dalam larutan kemudian dipercikan diatas tanaman sampai semua daun basah.  Efek senyawa nimba berlangsung selama  3 - 6 hari.

Ø  Untuk mengendalikan ulat buah (Helicoverpa armigera).
5 Kg biji nimba ditumbuk dibungkus didalam kain/serbet kemudian direndam dalam satu ember air selama 12 jam.  Nimba yang terbungkus dalam serebet diperas.

Ø  Untuk mengendalikan Belalang
Setelah tanaman disemprot dengan nimba kematian nimba belalang terjadi 2 - 3 hari kemudian


Ø  Sebagai repellent atau penolak
500 gram biji nimba dilarutkan dalam 100 liter air dapat melindungi tanaman  0,1 Ha dalam       2 minggu.

Ø  Sebagai nematisida/fungisida pada terong
Di India dilaporkan bahwa dengan mencampurkan pellet nimba 1-2 ton/Ha pada saat pengolahan tanah dapat mengendalikan tanaman terong dari serangan nematode, penyakit bercak daun dan penggerek buah.

2)      Daun Nimba

·         Untuk mengendalikan hama secara umum(Kardinan, 2000)

Bahan :
8 kg daun nimba
6 Kg Lengkuas
6 Kg Serai
20 Gram deterjen
20 liter air
Cara membuat :
Daun nimba, lengkuas dan serai ditumbuk.  Seluruh bahan diaduk merata dalam 20 liter air lalu direndam selama 24 jam.  Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus.  Larutan hasil penyaringan diencerkan dengan 60 liter air.  Semprotkan pada tanaman.



2.      Sirsak (Annona muricata)
Famili  :  Annonaceae

a.      Deskripsi Tumbuhan
Sirsak dapat tumbuh hamper disemua tempat sampai ketinggian 900 m dpl.  Sirsak merupakan pohon dengan tinggi dapat mencapai sekitar 8 meter, batang berkayu, bulat dan bercabang.  Perbanyakan dengan biji.



b.      Bagian Tumbuhan Yang Digunakan
Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pengendalian hama adalah daun dan biji.

c.       Kandungan Senyawa Aktif
Berdasarkan informasi pakar dari pusat kajian PHT IPB (Djoko Prijono) tumbuhan ini tidak terlalu aktif.  Namun beberapa peneliti melakukan kajian tumbuhan ini sebagai bahan eksplorasi tumbuhan yang berpotensi sebagai pestisida nabati.  Buah yang mentah, biji, daun dan akarnya mengandung senyawa kimia annonain
Selain itu bijinya mengandung minyak 42-45 % yang merupakan racun kontak dan racun perut yang bermanfaat sebagai insektisida, repellent(penolak) dan anti feedant.
Dari tanaman sirsak telah berhasil diisolasi beberapa senyawa acetogenin antara lain asimisin, bulatacin dan senyawa squamosin.  Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin akan bersifat anti feedant bagi serangga, sehingga menyebabkan serangga tidak mau makan.  Pada konsentrasi rendah bersifat racun perut dan dapat menyebabkan kematian.

d.      OPT Sasaran
OPT yang dapat dikendalikan dengan tumbuhan ini adalah hama belalang dan spesies hama lainnya.

e.       Cara Aplikasi
v  Untuk mengendalikan Thrips pada cabai

Bahan :
50-100 lembar daun sirsak
16 Kg deterjen/sabun colek
5 liter air

Cara membuat :
Daun sirsak ditumbuk halus lalu dengan deterjen dan 5 liter.  Larutan siap disemprotkan keseluruh tanaman cabai.


v  Untuk mengendalikan wereng padi

Bahan :
Satu genggam daun sirsak
Satu genggam rimpang jeringau
20 siung bawang putih
20 gr deterjen
20 liter air

Cara membuat :
Daun sirsak, rimpang jeringau dan bawang putih ditumbuk atau dihaluskan .  seluruh bahan dicampur dengan deterjen kemudian direndam dalam 20 liter air selama 20 hari.  Setiap liter larutan hasil saringan dapat diencerkan dengan 10-15 liter air.






v  Jenis OPT lain yang dapat dikendalikan
Thrips pada cabai, kutu daun kentang (Macrosiphum solanifolii), kutu daun krisan (Macrosiphoniella sanborni), kumbang merah (Aulocaphora faveicollis) pada labu kuning, Aphid, belalang kepik hijau, wereng coklat (Nilaparvata lugens), wereng hijau (Nephotettix virescens), wereng punggung putih (Sogatella furcifera) pada padi.










3.      Lada  (Piper nigrum L.)
Famili  :  Piperaceae

a.      Deskripsi Tumbuhan
Lada merupakan tanaman herba tahunan dan tumbuh memanjat.  Batang bulat , beruas, bercabang,mempunyai akar pengikat, dan berwarna hijau kotor.  Perbanyakan dapat dilakukan dengan stek batang.  Tumbuhan ini dapat tumbuh baik pada ketinggian 1600 m dpl.

b.      Bagian Tumbuhan Yang Digunakan
Biji lada digunakan sebagai pestisida nabati dengan menumbuk atau menghancurkannya sehingga menjadi bentuk tepung.  Cara lainnya adalah dengan ekstraksi secara laboratorium.




c.       Kandungan Senyawa Aktif
Kandungan aktif biji lada antara lain alkaloid, methylpyrrolic, piperovatine, chavincine, piperidine dan piperine.

d.      OPT Sasaran
Biji lada dapat berfungsi sebagai insektisida, fungisida dan nematisida.  Ekstrak dan bubuk lada toksik terhadap beberapa jenis serangga hama. 
Pada konsentrasi 1,25 – 0,5 %, bubuk lada dapat menanggulangi serangga hama gudang sitophilus sp, sedangkan oleoresin (konsentrat) lada dapat meningkatkan (sebagai sinergis) daya racun piretrin yang berasal dari bunga piretrum.




D.    KELOMPOK TUMBUHAN PESTISIDA NABATI RAMUAN

Jenis hama yang bergerak, terbang dan suka berpindah-pindah, seperti belalang dan walang sangit, relative sulit ditanggulangi dibandingkan dengan jenis hama yang tidak lincah dan tidak berpindah-pindah, seperti beberapa jenis ulat.  Selain itu untuk mengendalikan hama yang bergerak lebih banyak membutuhkan ramuan pestisida nabati.

Contoh – contoh ramuan pestisida nabati berikut digunakan untuk mengendalikan hama belalang, wereng coklat, walang sangit, kutu, ulat, aphid dan thrips pada sayuran dan tanaman lainnya.





1.      Ramuan untuk mengendalikan hama secara umum

Bahan :
Daun nimba                         8 Kg
Lengkuas                             6 Kg
Serai                                    6 Kg
Deterjen/sabun colek         20 gr
Air                                     20 liter

Cara membuat :
Daun nimba, lengkuas dan serai ditumbuk atau dihaluskan.  Seluruh bahan diaduk merata dalam 20 liter air lalu direndam sehari semalam (24 jam).  Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus.  Larutan hasil penyaringan diencerkan kembali dengan 60 liter air.  Larutan sebanyak itu dapat digunakan untuk lahan    seluas 1 Ha.



2.      Ramuan untuk mengendalikan wereng coklat

Bahan :
Daun sirsak                    satu genggam
Rimpang jeringau           satu genggam
Bawang putih                 20 siung
Deterjen/sabun colek      20 gr
Air                                  20 liter

Cara membuat :
Daun sirsak, rimpang jeringau dan bawang putih ditumbuk atau dihaluskan.  Seluruh bahan dicampur dengan deterjen kemudian direndam dalam 20 liter air selama 2 hari.  Keesokan harinya larutan bahan disaring dengan kain halus.  Setiap liter larutan hasil saringan dapat diencerkan dengan 10-15 liter air.  Larutan pestisida nabati ini siap digunakan untuk mengendalikan hama wereng cokelat.

3.      Ramuan untuk mengendalikan hama thrips pada cabai

Bahan :
Daun sirsak                    50-100 lembar
Deterjen/sabun colek      15 gram
Air                                  5 liter

Cara membuat :
Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air dan diendapkan semalam.  Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus.  Setiap liter larutan hasil saringan diencerkan dengan 10-15 liter air.

Cara aplikasi :
Semprotkan cairan tersebut keseluruh bagian tanaman cabai, khususnya yang ada hamanya.



4.      Ramuan untuk mengendalikan belalang dan ulat

Bahan :
Daun sirsak                    50 lembar
Daun tembakau              satu genggam
Deterjen/sabun colek      20 gram
Air                                  20 liter

Cara membuat :
Daun sirsak dan daun tembakau ditumbuk halus.  Seluruh bahan diaduk rata dalam 20 liter air lalu diendapkan semalam.  Keesokan harinya larutan disaring.  Larutan hasil saringan diencerkan dengan air sebanyak 50-60 liter larutan siap digunakan.

Cara aplikasi :
Semprotkan cairan tersebut pada tanaman yang terserang hama atau pada  yang terdapat pada tanaman. 


5.      Ramuan untuk mengendalikan hama wereng coklat, penggerek batang, dan nematoda.

Bahan :
Daun nimba                    50 gram
Alcohol                          10 cc
Air                                  1 liter

Cara membuat :
Biji nimba ditumbuk halus dan diaduk dengan               10 cc alkohol lalu diencerkan dengan 1 liter air.  Larutan diendapkan semalam.  Keesokan harinya larutan disaring.

Cara aplikasi :

Semprotkan cairan tersebut pada tanaman yang terserang hama atau pada hamanya langsung.  Hama tidak langsung mati segera setelah disemprot dengan larutan nimba, tetapi memerlukan waktu antara 2-3 hari untuk mati.

 DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000.  Pengenalan Pestisida Nabati Tanaman Hortikultura.  Ditjen Produksi Aneka Tanaman.  Direktorat Perlindungan, Jakarta.

Jumar.  2002.  Tumbuhan Tegari (Dianella sp) dan Pemanfaatannya Sebagai Rodentisida Nabati.

Kardinan, Agus.  2001.  Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasi.

Oka, Ida, Nyoman.  1995.  Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar