Metode adalah cara penyampaian
suatu materi kepada sasaran melalui media tertentu agar materi tersebut
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan teknik adalah keputusan-keputusan yang dibuat penyampai atau
sumber dalam memilih dan menata simbol beserta isi pesan, penentuan cara dan
frekuensi pesan serta menentukan bentuk penyajian.
Tujuan dalam pemilihan metode
penyuluhan adalah agar penyuluh dalam melakukan penyuluhan berhasil guna serta
perubahan yang dikehendaki penyuluh dapat berdaya guna. Tanpa pemilihan metode
yang tepat, maka penyuluhan akan kurang berarti bahkan dapat gagal dalam
melakukan perubahan pada sasaran.
Contoh = Metode Anjangsana Individu kita pakai metode ceramah
Dalam penyuluhan tujuan yang
ingin dicapai adalah agar sasaran dapat bertani lebih baik (better farming),
bertani yang menguntungkan (better business), hidup lebih sejahtera (better living),
membentuk masyarakat yang lebih sejahtera (better comunity) dan
lingkungan yang terjamin kelestariannya (better environment).
Untuk mencapai tujuan tersebut
perlu diperhatikan metode yang tepat berkaitan dengan indera manusia.
Hasil peneliian Socony Vacuum
Oil Co menyebutkan bahwa materi yang diterima oleh manusia akan melalui indera;
penglihatan =83 %
pendengaran =11 %
penciuman = 3,5 %
Peraba = 1,5%
Pengecap = 1 %
Contoh = teori dan praktek harus jalan agar lebih paham jgn hny teori
saja
Hasil tersebut
memberikan gambaran bahwa penglihatan terhadap benda yang menjadi obyek
penyuluhan sangat berarti. Praktek
pembuatan criping pisang akan lebih berdaya guna dibandingkan ceramah membuat
criping pisang.
Tahapan
adopsi inovasi yaitu;
- Tahap sadar, seseorang sadar bahwa ada ide baru, ada teknologi baru dan mereka merasa perlu untuk mempelajarinya.
- Tahap minat, mereka setelah ada kesadaran untuk mempelajari kemudia ada minat untuk mempelajari dengan mencari informasi keberbagai sumber.
- Tahap menilai, mereka mulai memperhitungkan untung-rugi menerapkan ide atau teknologi baru tersebut.
- Tahap mencoba, karena dalam tahap menilai ternyata kesimpulannya menguntungkan, maka dilanjutkan dengan mencoba pada skala kecil untuk meyakinkan penerapan ide tersebut karena proses mengalami.
- Tahap menerapkan, mereka akhirnya menerapkan ide atau teknologi baru yang telah dicoba dan yakin akan hasil yang lebih menguntungkan. Penerapan ini dilakukan untuk setiap usahataninya sampai ada ide baru yang menggantikannya.
Penggolongan
penyuluhan pertanian perlu dilakukan agar mempermudah penyuluh melihat dan
memilih dalam penerapan sehubungan
dengan pemilihan metode penyuluhan.
Penggolongsn
tersebut adalah sebagai berikut;
1. Berdasarkan
jumlah sasaran
Penggolongan berdasarkan jumlah
sasaran dibagi menjadi tiga,
- individu,
- kelompok dan
- massal.
Penyuluhan
secara individu berarti penyuluh dalam memberikan penyuluhan berhubungan langsung/tak langsung dengan satu atau dua orang sasaran.
Penyuluhan secara individu misalnya dengan kunjungan penyuluh ke rumah atau
tempat usahatani, surat, telepon, dan sebagainya. Sedangkan secara kelompok berarti
penyuluh menyampaikan materi kepada
kelompok. Pengertian kelompok adalah sasaran terorganisasi dengan jumlah 3 sampai jumlah tertentu yang
diketahui jumlahnya.Terjadi interaksi atau umpan balik antara penyampai dengan
sasaran dengan baik. Contoh metode ini adalah kursus tani, pertemuan kelompok,
demontrasi, temukarya dan sebagainya. Sedangkan penyuluhan secara massal adalah
penyampaian materi dengan jumlah sasasaran banyak yang tidak dapat diketahui
jumlahnya dan tidak terjadi umpan balik antara penyampai dengan sasaran.
Misalnya pemutaran film di lapangan, penyebaran/penempelan poster di papan pengumuman, siaran radio dan
sebagainya. Kita tidak tahu jumlah orang yang telah membaca poster, orang yang mendengarkan radio, dan
sebagainya. Demikian pula kita tidak mendapatkan umpan balik dari orang yang
telah mendengarkan radio, membaca poster dan sebagainya. Antar pengelompokan
ini sebenarnya mempunyai keruntutan
kegiatan, yaitu dari penyelenggaraan secara massal ditindaklanjuti
secara kelompok dan selanjutnya secara individu.
Terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat
adopsi, pendekatan sasaran dan metode adalah sebagai berikut :
1). Tingkat adopsi Sadar, pendekatan sasaran adalah
massal, maka metode yang dipilih adalah
siaran radio, pemutaran film, TV, folder, dsb.
2). Tingkat adopsi minat dan menilai, pendekatan adalah
kelompok, sedangkan metode yang dipilih adalah diskusi kelompok, kursus tani,
temu karya, dan sebagainya
3). Tingkat adopsi mencoba dan menerapkan, pendekatan
individu, sedangkan metode yang dipilih adalah kunjungan kerumah, telepon,
surat dsb.
Gambaran umum ini
akan membantu menentukan metode atas dasar tingkat adopsi dan
tingkat pendekatan sasaran.
Demontrasi cara harus
memperhatikan :
- Pengertiannya
- Untung dan ruginya
- Hambatanya
- Dukungan
- Alat/bahan
- Cara tanam
- Lahan
- Gabah
2. Berdasarkan
indera
Pembagian ini dikelompok
menjadi indera penglihatan dan pendengaran serta gabungan keduanya.
Pengelompokan ini memang relatif kurang banyak digunakan oleh penyuluh, dan lebih
banyak menggunakan pengelompok jumlah
sasaran.
3. Berdasarkan
teknik komunikasi
Penggolongan berdasarkan teknik
berkomunikasi dibagi menjadi dua yaitu langsung dan tidak langsung. Langsung
berarti penyuluh bertatap muka langsung dengan sasaran, misalnya pada pertemuan
kelompok, temu usaha dan sebagainya. Penyuluhan secara tidak langsung adalah
bila antara penyuluh dengan sasaran tidak bertatap muka, misalnya penyuluhan
melalui siaran radio, TV, media cetak dan sebagainya.
Pemilihan
metode penyuluhan perlu dipertimbangkan
agar tujuan yang akan dicapai berhasil, artinya berdaya guna dan
berhasil guna yang tinggi. Dasar pertimbangan tersebut adalah;
- Keadaan sasaran
- Kemampuan penyuluh
- Keadaan daerah atau wilayah
- Biaya dan sarana
- Kebijakan pemerintah
- Materi
1.
Keadaan sasaran
Keadaan
sasaran perlu diketahui terlebih dahulu menyangkut tingkat pendidikan, tingkat
ketrampilan, sikap, dan keadaan sosial budaya. Tingkat pendidikan biasanya
dilihat pendidikan formal (SD, SLTP, dsb) sehingga akan menggambarkan tingkat
pengetahuan sasaran. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin tinggi
pula tingkat pengetahuan dan tingkat wawasan,
yang akan membawa konskeunsi semakin tinggi pula tingkat penguasaan
emosionalnya. Dengan demikian bila tingkat pendidikan sudah tinggi, metode
penyuluhan apaun yang dipakai tidak masalah. Namun bila tingkat pendidikan
rendah, metode yang dipakai harus menyesuaikan agar sasaran mudah memahami.
Tingkat ketrampilan sasaran akan menggambarkan tingkat pengalaman, sehingga
akan diketahui tingkat kegiatan
khususnya praktek yang telah diikuti. Hal ini penting kaitannya dengan metode
yang memakai praktek, sehingga akan mudah melakukan bila sasaran sudah biasa
dengan praktek. Bagi sasaran yang belum pernah praktek, akan merasa canggung
atau sulit melakukan praktek.
Sikap sasaran akan menentukan mendukung atau tidak mendukung kegiatan
penyuluhan. Hal ini penting karena akan menentukan kelancaran kegiatan
penyuluhan. Bila sasaran mendukung, kegiatan akan lancar bahkan bila ada
kesulitan sasaran dengan ringan akan membantu.Tetapi bila ada yang tidak
mendukung, maka hal yang mudah kadang-kadang akan menjadi sulit.
Sosial
budaya akan menggambarkan kebiasaan sasaran dalam hidup sehari-hari dilihat
dari banyak sisi antara lain keadaan sosial akan menggambarkan
kelembagaan/organisasi yang ada, klasifikasi masyarakat, tingkat ekonomi, jenis
pekerjaan, penerapan kepercayaan, perilaku yang berkaitan dengan adat istiadat
dan sebagainya.
2.
Kemampuan penyuluh
Kemampuan
penyuluh akan menentukan tingkat keberhasilan dalam penyuluhan, karena
menyangkut tingakat penguasaan materi, keahlian penerapan metode, pemilihan
media, penguasaan sasaran, kepandaian berkomunikasi, dan sebagainya. Karena
Penyuluh adalah sebagai penyampai materi, maka dituntut menguasai banyak hal
seperti diatas. Penyuluh mempunyai peran yang strategis yaitu sebagai
fasilitator, organisator, dinamisator dan sebagainya. Sebagai fasilitator
penyuluh harus mampu berperan memberi pelayanan sebagai jembatan antara sasaran
dengan pihak lain yang dikehendaki. Sasaran mempeunyai kepentingan dengan pihak
lain, namun belum mampu melakukan karena terbatasnya informasi, jaringan,
kolega dan sebagainya sehingga penyuluh menjembatani dengan membuka jalan agar
sasaran dapat berhubungan dengan pihak lain. Sebagai dinamisator, penyuluh
berperan agar sasaran bersifat dinamis artinya selalu mengikuti perkembangan
keadaan yang ada sehingga kelompok sasaran atas peran penyuluh tetap
berkeinginan maju. Semakin tambah hari, maka banyak hal yang berubah atau ada
perkembangan misalnya masalah
telekomonikasi, informasi pasar, sarana,
kebijakan, politik, hukum dan sebagainya
yang perlu diketahui oleh sasaran. Sebagai organisator, penyuluh adalah
mitra kelompok tani yang telah terhimpun dalam organisasi. Penyuluh berperan
membentuk dan membesarkan organisasi.misalnya
masalah manajemen, administrasi kelompok, keanggotaan, keuangan,
kerjasama, dan sebagainya.
Uraian tersebut adalah semacam
tuntutan yang harus dimiliki penyuluh, namun berkaitan dengan metode yang akan
ditetapkan harus melihat tingkat pendidikan, pelatihan yang pernah diikuti,
tingkat pengalaman, bidang yang ditekuni, usia, jenis kelamin, transportasi,
biaya, dan sebagainya.
Gambaran di lapangan bahwa kemampuan
penyuluh beragam dan kondisi juga berbeda-beda. Ketika ada kegiatan penyuluhan
malam hari dengan tempat yang agak jauh dengan medan yang relatif sulit dan
biasanya berakhir larut malam, maka akan
kurang tepat bila yang memberikan penyuluhan adalah penyuluh putri. Contoh lain penyuluh yang masih “ baru ”,
memberikan penyuluhan pada pertemuan kelompok kontak tani yang mereka relatif
memiliki segudang pengalaman. Hal ini pernah terjadi sehingga penyuluh “ baru “
merasa tidak nyaman dan sasaran juga kecewa karena mitranya kurang memadai.
Ternyata pengalaman atau “jam terbang” memberikan arti penting dalam
proses di penyuluhan. Akan sangat
terlihat sewaktu diskusi, bagi penyuluh senior relatif mudah menguasai audien
sehingga pengelolaan sasaran ada ditangan penyuluh, tetapi bagi penyuluh “baru”
sulit mengelola sasaran. Namun demikian penyuluh “baru” tetap mencari
pengalaman dengan magang pada penyuluh senior.
Tingkat pendidikan dan pelatihan
yang pernah diikuti akan membantu dalam penguasaan materi, karena dalam proses
penyuluhan penguasaan materi adalah kunci utama. Tingkat pendidikan dan
pelatihan yang memadai akan membuat percaya diri bagi penyuluh dan mendukung
suksesnya penyuluhan.
.
3.
Keadaan daerah atau wilayah
Keadaan
daerah adalah sangat kompleks yang berkaiatan dengan penyuluhan yaitu keadaan
topografi, usahatani, musim, pasar, sarana, peralatan, dan sebagainya.
Data-data lapangan akan membantu penetapan metode penyuluhan sehingga akan
lancar. Contoh berkaitan dengan musim, akan dilakukan demontrasi penggunaan
traktor pengolah tanah sawah, sedangkan pada daerah yang bersangkutan kering
pada musim kemarau. Oleh karena itu demontrasi
dapat dilakukan pada musim hujan. Penyuluhan dengan materi budidaya
tembakau, padahal daerah tersebut tidak cocok iklimnya.
Berkaitan
dengan usahatani, petani adalah peternak burung puyuh, sedang materi yang
diberikan adalah cara mengatasi penyakit unggas atau cara membuat pakan burung
puyuh. Bila demikian akan berhasil dan dukungan sasaran tinggi.
4.
Biaya dan sarana
Biaya
akan menentukan keberhasilan penyuluhan, karena setiap penyuluhan apapun
keadaannya pasti memerlukan biaya. Penyuluhan dengan praktek biasanya akan
memerlukan biaya yang tinggi, sedangkan
dengan pertemuan kelompok dengan cara ceramah dan diskusi relatif murah. Demikian juga sarana, dengan
ceramah dan diskusi cukup dengan kertas koran dan spidol serta lem. Tetapi
demontrasi pembuatan criping pisang harus ada pisau, nampan, wajan, kompor,
minyak, pisang dan sebagainya. Oleh
karena itu setiap menentukan metode yang akan dipilih biaya dan sarana harus
dipertimbangkan.
5.
Kebijakan pemerintah
Kebijakan
pemerintah baik pusat ataupun daerah perlu disimak untuk ditindak lanjuti dalam
oprasional penyuluhan. Ketika pemerintah mempunyai kebijakan pengaturan musim
tanam berkaitan dengan ketersediaan air di musim kemarau, penyuluh dapat
memberikan informasi kebijakan ini kepada sasaran sehingga metode penyuluhan
juga akan menyesuaikan. Metode yang digunakan menjelaskan materi ini dapat
ceramah dan diskusi, atau cara lain yang memadai.
6.
Materi
Materi
adalah kunci dalam keberhasilan penyuluhan, oleh karena itu harus dipertimbangkan tingkat kesulitan,
keuntungan, kerumitan, kepraktisan, kesesuaian, kesinambungan dan sebagainya.
Bila materi ternyata sulit, penyuluh dapat merekayasa menjadi mudah diterima
petani. Contoh penggunaan urea briket
bila disampaikan dengan ceramah, sulit petani menerima. Oleh karena itu harus dengan praktek yaitu
demontrasi cara. Sisi lain bila materi
memberikan keuntungan yang tidak memadai, maka berkaitan dengan metode apapun
yang digunakan akan tidak diterima.
Bila dalam penyuluhan penyuluh berkeinginan sasaran untuk sampai pada
tingkat mengetahui maka dengan metode ceramah, diskusi akan tercapai. Tetapi
bila diharapkan sasaran sampai pada tingkat terampil, maka dengan ceramah atau
diskusi tidak akan tercapai tujuannya. Sasaran akan terampil bila melakukan
kegiatan nyata yaitu praktek. Metode yang melakukan praktek harus didata
kemudian atas dasar pertimbangan yang lain baru ditetapkan.
Materi
penyuluhan yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan sasaran. Oleh karena itu,
agar memenuhi kebutuhan sasaran, materi penyuluhan yang dipilih harus mempunyai
minimal sepuluh syarat berikut:
1. Profitable, memberikan keuntungan yang nyata kepada
sasaran.
2. Complementer, dapat mengisi kegiatan-kegiatan
komplementer dari kegiatan yang ada sekarang.
3. Compatibility, tidak boleh bertentangan dengan
adat-istiadat dan kebudayaan masyarakat sasaran.
4. Simplicity, sederhana, mudah dilaksanakan, tidak
memerlukan skill yang terlalu tinggi.
5. Availability, pengetahuannya, biaya, sarana yang
diperlukan dapat disediakan oleh sasaran.
6. Immediate
aplicability, dapat
dimanfaatkan dan segera memberikan hasil yang nyata.
7. In
expensiveness, tidak
memerlukan ongkos tambahan yang terlalu besar.
8. Law
risk, tidak mempunyai
risiko yang besar dalam penerapannya.
9. Spectaculer
impact, dampak dari
penerapannya menarik dan menonjol.
10. Expandible, dapat dilakukan dalam berbagai keadaan
dan mudah diperluas dalam kondisi yang berbeda-beda.
Inovasi yang selayaknya dianjurkan kepada sasaran
penyuluhan pertanian hendaknya
memenuhi dua golongan
persyaratan yaitu: 1) syarat
utama dan 2) syarat tambahan.
1. Syarat Utama
a) Ekonomis menguntungkan: Beberapa komponen
pendukung aspek ekonomis yang dinyatakan menguntungkan yaitu: 1) hasilnya cukup
menonjol (spectacular impact), 2)
mengandung risiko yang rendah (low risk),
misaInya tidak cepat busuk, dan 3) hanya memerlukan ongkos tambahan yang kecil
(in extensiveness).
b) Teknis memungkinkan: Secara teknis inovasi yang dianjurkan
hendaknya memberi peluang yang tinggi untuk dilaksanakan. Beberapa komponen pendukung aspek teknis yang
memberi peluang tinggi untuk dilaksanakan, yaitu: 1) mudah dipraktikkan (expandable), 2) cepat dapat dimanfaatkan
(immediate applicability), dan 3)
sederhana (simplecity) yaitu tidak
rumit dan tidak memerlukan skill yang tinggi.
c) Sosiologis dapat dipertanggungjawabkan:
Dipandang dari aspek sosiologis, inovasi yang dianjurkan hendaknya tidak bertentangan dengan norma-norma
budaya yang hidup di masyarakat dan tidak bertentangan dengan akidah agama yang
dianut oleh sasaran penyuluhan pertanian.
2.
Syarat Tambahan
Terdapat dua syarat lain untuk memenuhi kategori
pesan yang baik, yaitu:
a)
Saling
mengisi (complementer), yaitu mengisi
atau menambah kegiatan-kegiatan yang biasa dilaksanakan sehingga mengurangi
kelemahan-kelemahan yang ada;
b)
Tersedia
(availability) yaitu teknologi
tersebut masih dalam jangkauan petani.
Informasi yang diperoleh
masih harus diuji terlebih dahulu minimal memenuhi hal-hal sebagai berikut:
1)
dapat dilaksanakan secara teknis ;
2)
memiliki kelayakan atau keuntungan
secara ekonomi;
3)
dapat diterima oleh kondisi sosial
atau adat-istiadat/agama/kepercayaan setempat;
4)
tidak berpotensi merusak
lingkungan sehingga mampu menciptakan better
living, better farming, better business, better community, dan better environment.
Bahan atau materi
penyuluhan yang "siap pakai" adalah yang berasal dari:
1)
praktik kerja petani lain dalam
wilayah setempat yang telah menunjukkan hasil yang lebih baik secara teknis dan
atau ekonomis;
2)
hasil demonstrasi atau pengujian
lokal yang telah dilaksanakan di wilayah setempat;
3)
praktik kerja usaha tani petani lain di
wilayah lain yang mempunyai kondisi teknis, dan sosial-ekonomi serupa.
Sehubungan
dengan hasil pengujian yang akan dipakai sebagai bahan atau materi penyuluhan,
perlu diingat bahwa pengujian tersebut adalah merupakan pengujian yang telah
disesuaikan dengan kondisi lokal (local
verification trials). Di samping
itu, pengujian-pengujian tersebut harus benar-benar dilaksanakan berdasarkan
pertimbangan: tepat lokasi, tepat waktu, dan tepat pengelolaannya. Selain dari
hasil pengujian, saat ini materi penyuluhan pertanian dapat diperoleh melalui
berbagai sumber antara lain lembaga penelitian dan pengembangan, internet,
perguruan tinggi, TV/radio, koran, balai penyuluhan pertanian, perpustakaan,
ahli/pakar, petani, penyuluh, dan dinas-dinas terkait.
Berdasarkan
UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan, materi penyuluhan pertanian yang dibuat harus berdasarkan kebutuhan
dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian lainnya dengan
memperhatikan pemanfaatan dan pelestarian sumber daya pertanian. Selain
itu, materi penyuluhan pertanian yang berasal dari berbagai sumber yang akan
disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian lainnya harus
diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang di bidang penyuluhan
pertanian. Verifikasi materi penyuluhan
pertanian tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerugian sosial
ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Materi penyuluhan
pertanian yang belum diverifikasi dilarang untuk disampaikan kepada petani dan
pelaku usaha pertanian lainnya. Materi penyuluhan yang bersifat teknologi
tertentu (misalnya teknologi rekayasa genetik, teknologi perbenihan, dan
teknologi pengendalian hama/penyakit), yang akan disampaikan kepada pelaku
utama dan pelaku usaha harus mendapat rekomendasi dari lembaga pemerintah (Pasal 28, UU SP3K).
Apabila
penyuluh sengaja atau lalai dan tidak mengindahkan hal di atas, sehingga
menimbulkan kerusakan pada lingkungan hidup atau menganggu kesehatan dan ketentraman batin masyarakat, sampai
menimbulkan kerugian ekonomi, akan diberi sanksi berupa sanksi administratif
atau sanksi pidana (Pasal 35 dan 36 UU SP3K).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar