Rabu, 06 Maret 2013

METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN



Metode adalah cara penyampaian suatu materi kepada sasaran melalui media tertentu agar materi tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.  Sedangkan teknik adalah keputusan-keputusan yang dibuat penyampai atau sumber dalam memilih dan menata simbol beserta isi pesan, penentuan cara dan frekuensi pesan serta menentukan bentuk penyajian.
Tujuan dalam pemilihan metode penyuluhan adalah agar penyuluh dalam melakukan penyuluhan berhasil guna serta perubahan yang dikehendaki penyuluh dapat berdaya guna. Tanpa pemilihan metode yang tepat, maka penyuluhan akan kurang berarti bahkan dapat gagal dalam melakukan perubahan pada sasaran. Contoh = Metode Anjangsana Individu kita pakai metode ceramah
Dalam penyuluhan tujuan yang ingin dicapai adalah agar sasaran dapat bertani lebih baik (better farming), bertani yang menguntungkan (better business), hidup lebih sejahtera (better living), membentuk masyarakat yang lebih sejahtera (better comunity) dan lingkungan yang terjamin kelestariannya (better environment).
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diperhatikan metode yang tepat berkaitan dengan indera manusia.
Hasil peneliian Socony Vacuum Oil Co menyebutkan bahwa materi yang diterima oleh manusia akan melalui indera;
penglihatan                  =83 %
pendengaran                =11 %
penciuman                   = 3,5 %
Peraba                         = 1,5%
Pengecap                     = 1 %
Contoh = teori dan praktek harus jalan agar lebih paham jgn hny teori saja
Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa penglihatan terhadap benda yang menjadi obyek penyuluhan  sangat berarti. Praktek pembuatan criping pisang akan lebih berdaya guna dibandingkan ceramah membuat criping pisang.
Tahapan adopsi inovasi yaitu;
  1. Tahap sadar, seseorang sadar bahwa ada ide baru, ada teknologi baru dan mereka merasa perlu untuk mempelajarinya.
  2. Tahap minat, mereka setelah ada kesadaran untuk mempelajari kemudia ada minat untuk mempelajari dengan mencari informasi keberbagai sumber.
  3. Tahap menilai, mereka mulai memperhitungkan untung-rugi menerapkan ide atau teknologi baru tersebut.
  4. Tahap mencoba, karena dalam tahap menilai ternyata  kesimpulannya menguntungkan, maka dilanjutkan dengan mencoba pada skala kecil untuk meyakinkan penerapan ide tersebut karena proses mengalami.
  5. Tahap menerapkan, mereka akhirnya menerapkan ide atau teknologi baru yang telah dicoba dan yakin akan hasil yang lebih menguntungkan. Penerapan ini dilakukan untuk setiap usahataninya sampai ada ide baru yang menggantikannya.

Penggolongan penyuluhan pertanian perlu dilakukan agar mempermudah penyuluh melihat dan memilih dalam penerapan sehubungan  dengan pemilihan metode penyuluhan.
Penggolongsn tersebut adalah sebagai berikut;
1. Berdasarkan jumlah sasaran
            Penggolongan berdasarkan jumlah sasaran dibagi menjadi tiga,
  1. individu,
  2. kelompok dan
  3. massal. 
Penyuluhan secara individu berarti penyuluh dalam memberikan penyuluhan  berhubungan langsung/tak langsung  dengan satu atau dua orang sasaran. Penyuluhan secara individu misalnya dengan kunjungan penyuluh ke rumah atau tempat usahatani, surat, telepon, dan sebagainya. Sedangkan secara kelompok berarti penyuluh  menyampaikan materi kepada kelompok. Pengertian kelompok adalah sasaran terorganisasi  dengan jumlah 3 sampai jumlah tertentu yang diketahui jumlahnya.Terjadi interaksi atau umpan balik antara penyampai dengan sasaran dengan baik. Contoh metode ini adalah kursus tani, pertemuan kelompok, demontrasi, temukarya dan sebagainya. Sedangkan penyuluhan secara massal adalah penyampaian materi dengan jumlah sasasaran banyak yang tidak dapat diketahui jumlahnya dan tidak terjadi umpan balik antara penyampai dengan sasaran. Misalnya pemutaran film di lapangan, penyebaran/penempelan  poster di papan pengumuman, siaran radio dan sebagainya. Kita tidak tahu jumlah orang yang telah membaca poster,   orang yang mendengarkan radio, dan sebagainya. Demikian pula kita tidak mendapatkan umpan balik dari orang yang telah mendengarkan radio, membaca poster dan sebagainya. Antar pengelompokan ini sebenarnya mempunyai keruntutan  kegiatan, yaitu dari penyelenggaraan secara massal ditindaklanjuti secara kelompok dan selanjutnya secara individu.
Terdapat hubungan yang signifikan antara  tingkat adopsi, pendekatan sasaran dan metode adalah sebagai berikut  :
1). Tingkat adopsi Sadar, pendekatan sasaran adalah massal, maka metode yang dipilih adalah  siaran radio, pemutaran film, TV, folder, dsb.
2). Tingkat adopsi minat dan menilai, pendekatan adalah kelompok, sedangkan metode yang dipilih adalah diskusi kelompok, kursus tani, temu karya, dan sebagainya
3). Tingkat adopsi mencoba dan menerapkan, pendekatan individu, sedangkan metode yang dipilih adalah kunjungan kerumah, telepon, surat dsb.
Gambaran umum ini akan membantu menentukan metode atas dasar tingkat adopsi  dan  tingkat pendekatan sasaran.
Demontrasi cara harus memperhatikan :
  1. Pengertiannya
  2. Untung dan ruginya
  3. Hambatanya
  4. Dukungan
  5. Alat/bahan
  6. Cara tanam
  7. Lahan
  8. Gabah




2. Berdasarkan indera
   Pembagian ini dikelompok menjadi indera penglihatan dan pendengaran serta gabungan keduanya. Pengelompokan ini memang relatif kurang banyak digunakan oleh penyuluh, dan lebih banyak  menggunakan pengelompok jumlah sasaran.


3. Berdasarkan teknik komunikasi
   Penggolongan berdasarkan teknik berkomunikasi dibagi menjadi dua yaitu langsung dan tidak langsung. Langsung berarti penyuluh bertatap muka langsung dengan sasaran, misalnya pada pertemuan kelompok, temu usaha dan sebagainya. Penyuluhan secara tidak langsung adalah bila antara penyuluh dengan sasaran tidak bertatap muka, misalnya penyuluhan melalui siaran radio, TV, media cetak dan sebagainya.
            Pemilihan metode penyuluhan perlu dipertimbangkan  agar tujuan yang akan dicapai berhasil, artinya berdaya guna dan berhasil guna yang tinggi. Dasar pertimbangan tersebut adalah;
  1. Keadaan sasaran
  2. Kemampuan penyuluh
  3. Keadaan daerah atau wilayah
  4. Biaya dan sarana
  5. Kebijakan pemerintah
  6. Materi

1.       Keadaan sasaran
Keadaan sasaran perlu diketahui terlebih dahulu menyangkut tingkat pendidikan, tingkat ketrampilan, sikap, dan keadaan sosial budaya. Tingkat pendidikan biasanya dilihat pendidikan formal (SD, SLTP, dsb) sehingga akan menggambarkan tingkat pengetahuan sasaran. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin tinggi pula tingkat pengetahuan dan tingkat wawasan,  yang akan membawa konskeunsi semakin tinggi pula tingkat penguasaan emosionalnya. Dengan demikian bila tingkat pendidikan sudah tinggi, metode penyuluhan apaun yang dipakai tidak masalah. Namun bila tingkat pendidikan rendah, metode yang dipakai harus menyesuaikan agar sasaran mudah memahami. Tingkat ketrampilan sasaran akan menggambarkan tingkat pengalaman, sehingga akan diketahui tingkat  kegiatan khususnya praktek yang telah diikuti. Hal ini penting kaitannya dengan metode yang memakai praktek, sehingga akan mudah melakukan bila sasaran sudah biasa dengan praktek. Bagi sasaran yang belum pernah praktek, akan merasa canggung atau sulit melakukan praktek.
Sikap sasaran akan menentukan mendukung atau tidak mendukung kegiatan penyuluhan. Hal ini penting karena akan menentukan kelancaran kegiatan penyuluhan. Bila sasaran mendukung, kegiatan akan lancar bahkan bila ada kesulitan sasaran dengan ringan akan membantu.Tetapi bila ada yang tidak mendukung, maka hal yang mudah kadang-kadang akan menjadi sulit.
            Sosial budaya akan menggambarkan kebiasaan sasaran dalam hidup sehari-hari dilihat dari banyak sisi antara lain keadaan sosial akan menggambarkan kelembagaan/organisasi yang ada, klasifikasi masyarakat, tingkat ekonomi, jenis pekerjaan, penerapan kepercayaan, perilaku yang berkaitan dengan adat istiadat dan sebagainya.
2.       Kemampuan penyuluh
Kemampuan penyuluh akan menentukan tingkat keberhasilan dalam penyuluhan, karena menyangkut tingakat penguasaan materi, keahlian penerapan metode, pemilihan media, penguasaan sasaran, kepandaian berkomunikasi, dan sebagainya. Karena Penyuluh adalah sebagai penyampai materi, maka dituntut menguasai banyak hal seperti diatas. Penyuluh mempunyai peran yang strategis yaitu sebagai fasilitator, organisator, dinamisator dan sebagainya. Sebagai fasilitator penyuluh harus mampu berperan memberi pelayanan sebagai jembatan antara sasaran dengan pihak lain yang dikehendaki. Sasaran mempeunyai kepentingan dengan pihak lain, namun belum mampu melakukan karena terbatasnya informasi, jaringan, kolega dan sebagainya sehingga penyuluh menjembatani dengan membuka jalan agar sasaran dapat berhubungan dengan pihak lain. Sebagai dinamisator, penyuluh berperan agar sasaran bersifat dinamis artinya selalu mengikuti perkembangan keadaan yang ada sehingga kelompok sasaran atas peran penyuluh tetap berkeinginan maju. Semakin tambah hari, maka banyak hal yang berubah atau ada perkembangan misalnya masalah  telekomonikasi, informasi pasar, sarana,  kebijakan, politik, hukum dan sebagainya  yang perlu diketahui oleh sasaran. Sebagai organisator, penyuluh adalah mitra kelompok tani yang telah terhimpun dalam organisasi. Penyuluh berperan membentuk dan membesarkan organisasi.misalnya  masalah manajemen, administrasi kelompok, keanggotaan, keuangan, kerjasama, dan sebagainya.
            Uraian tersebut adalah semacam tuntutan yang harus dimiliki penyuluh, namun berkaitan dengan metode yang akan ditetapkan harus melihat tingkat pendidikan, pelatihan yang pernah diikuti, tingkat pengalaman, bidang yang ditekuni, usia, jenis kelamin, transportasi, biaya,  dan sebagainya.
            Gambaran di lapangan bahwa kemampuan penyuluh beragam dan kondisi juga berbeda-beda. Ketika ada kegiatan penyuluhan malam hari dengan tempat yang agak jauh dengan medan yang relatif sulit dan biasanya berakhir larut malam,  maka akan kurang tepat bila yang memberikan penyuluhan adalah penyuluh putri.  Contoh lain penyuluh yang masih “ baru ”, memberikan penyuluhan pada pertemuan kelompok kontak tani yang mereka relatif memiliki segudang pengalaman. Hal ini pernah terjadi sehingga penyuluh “ baru “ merasa tidak nyaman dan sasaran juga kecewa karena mitranya kurang memadai. Ternyata pengalaman atau “jam terbang” memberikan arti penting dalam proses  di penyuluhan. Akan sangat terlihat sewaktu diskusi, bagi penyuluh senior relatif mudah menguasai audien sehingga pengelolaan sasaran ada ditangan penyuluh, tetapi bagi penyuluh “baru” sulit mengelola sasaran. Namun demikian penyuluh “baru” tetap mencari pengalaman dengan magang pada penyuluh senior.
            Tingkat pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti akan membantu dalam penguasaan materi, karena dalam proses penyuluhan penguasaan materi adalah kunci utama. Tingkat pendidikan dan pelatihan yang memadai akan membuat percaya diri bagi penyuluh dan mendukung suksesnya penyuluhan.
.
3.       Keadaan daerah atau wilayah
Keadaan daerah adalah sangat kompleks yang berkaiatan dengan penyuluhan yaitu keadaan topografi, usahatani, musim, pasar, sarana, peralatan, dan sebagainya. Data-data lapangan akan membantu penetapan metode penyuluhan sehingga akan lancar. Contoh berkaitan dengan musim, akan dilakukan demontrasi penggunaan traktor pengolah tanah sawah, sedangkan pada daerah yang bersangkutan kering pada musim kemarau. Oleh karena itu demontrasi  dapat dilakukan pada musim hujan. Penyuluhan dengan materi budidaya tembakau, padahal daerah tersebut tidak cocok iklimnya.
Berkaitan dengan usahatani, petani adalah peternak burung puyuh, sedang materi yang diberikan adalah cara mengatasi penyakit unggas atau cara membuat pakan burung puyuh. Bila demikian akan berhasil dan dukungan sasaran tinggi.

4.       Biaya dan sarana
Biaya akan menentukan keberhasilan penyuluhan, karena setiap penyuluhan apapun keadaannya pasti memerlukan biaya. Penyuluhan dengan praktek biasanya akan memerlukan biaya yang tinggi, sedangkan  dengan pertemuan kelompok dengan cara ceramah dan diskusi  relatif murah. Demikian juga sarana, dengan ceramah dan diskusi cukup dengan kertas koran dan spidol serta lem. Tetapi demontrasi pembuatan criping pisang harus ada pisau, nampan, wajan, kompor, minyak, pisang dan sebagainya.  Oleh karena itu setiap menentukan metode yang akan dipilih biaya dan sarana harus dipertimbangkan.

5.       Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah baik pusat ataupun daerah perlu disimak untuk ditindak lanjuti dalam oprasional penyuluhan. Ketika pemerintah mempunyai kebijakan pengaturan musim tanam berkaitan dengan ketersediaan air di musim kemarau, penyuluh dapat memberikan informasi kebijakan ini kepada sasaran sehingga metode penyuluhan juga akan menyesuaikan. Metode yang digunakan menjelaskan materi ini dapat ceramah dan diskusi, atau cara lain yang memadai.

6.             Materi
Materi adalah kunci dalam keberhasilan penyuluhan, oleh karena  itu harus dipertimbangkan tingkat kesulitan, keuntungan, kerumitan, kepraktisan, kesesuaian, kesinambungan dan sebagainya. Bila materi ternyata sulit, penyuluh dapat merekayasa menjadi mudah diterima petani. Contoh penggunaan urea briket  bila disampaikan dengan ceramah, sulit petani menerima.  Oleh karena itu harus dengan praktek yaitu demontrasi cara.  Sisi lain bila materi memberikan keuntungan yang tidak memadai, maka berkaitan dengan metode apapun yang digunakan akan tidak diterima.
Bila dalam penyuluhan penyuluh berkeinginan sasaran untuk sampai pada tingkat mengetahui maka dengan metode ceramah, diskusi akan tercapai. Tetapi bila diharapkan sasaran sampai pada tingkat terampil, maka dengan ceramah atau diskusi tidak akan tercapai tujuannya. Sasaran akan terampil bila melakukan kegiatan nyata yaitu praktek. Metode yang melakukan praktek harus didata kemudian atas dasar pertimbangan yang lain baru ditetapkan.
Materi penyuluhan yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan sasaran. Oleh karena itu, agar memenuhi kebutuhan sasaran, materi penyuluhan yang dipilih harus mempunyai minimal sepuluh syarat berikut:
1.      Profitable, memberikan keuntungan yang nyata kepada sasaran.
2.      Complementer, dapat mengisi kegiatan-kegiatan komplementer dari kegiatan yang ada sekarang.
3.      Compatibility, tidak boleh bertentangan dengan adat-istiadat dan kebudayaan masyarakat sasaran.
4.      Simplicity, sederhana, mudah dilaksanakan, tidak memerlukan skill yang terlalu tinggi.
5.      Availability, pengetahuannya, biaya, sarana yang diperlukan dapat disediakan oleh sasaran.
6.      Immediate aplicability, dapat dimanfaatkan dan segera memberikan hasil yang nyata.
7.      In expensiveness, tidak memerlukan ongkos tambahan yang terlalu besar.
8.      Law risk, tidak mempunyai risiko yang besar dalam penerapannya.
9.      Spectaculer impact, dampak dari penerapannya menarik dan menonjol.
10.  Expandible, dapat dilakukan dalam berbagai keadaan dan mudah diperluas dalam kondisi yang berbeda-beda.

Inovasi yang selayaknya dianjurkan kepada sasaran penyuluhan pertanian hendaknya  memenuhi  dua  golongan   persyaratan   yaitu: 1) syarat utama dan 2)  syarat tambahan.

1. Syarat Utama
a)      Ekonomis menguntungkan: Beberapa komponen pendukung aspek ekonomis yang dinyatakan menguntungkan yaitu: 1) hasilnya cukup menonjol (spectacular impact), 2) mengandung risiko yang rendah (low risk), misaInya tidak cepat busuk, dan 3) hanya memerlukan ongkos tambahan yang kecil (in extensiveness).
b)      Teknis memungkinkan:  Secara teknis inovasi yang dianjurkan hendaknya memberi peluang yang tinggi untuk dilaksanakan.  Beberapa komponen pendukung aspek teknis yang memberi peluang tinggi untuk dilaksanakan, yaitu: 1) mudah dipraktikkan (expandable), 2) cepat dapat dimanfaatkan (immediate applicability), dan 3) sederhana (simplecity) yaitu tidak rumit dan tidak memerlukan skill yang tinggi.
c)      Sosiologis dapat dipertanggungjawabkan: Dipandang dari aspek sosiologis, inovasi yang dianjurkan hendaknya tidak bertentangan dengan norma-norma budaya yang hidup di masyarakat dan tidak bertentangan dengan akidah agama yang dianut oleh sasaran penyuluhan pertanian.
2.      Syarat Tambahan
Terdapat dua syarat lain untuk memenuhi kategori pesan yang baik, yaitu:
a)    Saling mengisi (complementer), yaitu mengisi atau menambah kegiatan-kegiatan yang biasa dilaksanakan sehingga mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada;
b)     Tersedia (availability) yaitu teknologi tersebut masih dalam jangkauan petani.





Informasi yang diperoleh masih harus diuji terlebih dahulu minimal memenuhi hal-hal sebagai berikut:
1)   dapat dilaksanakan secara teknis ;
2)   memiliki kelayakan atau keuntungan secara ekonomi;
3)   dapat diterima oleh kondisi sosial atau adat-istiadat/agama/kepercayaan setempat;
4)   tidak berpotensi merusak lingkungan sehingga mampu menciptakan better living, better farming, better business, better community, dan better environment.
Bahan atau materi penyuluhan yang "siap pakai" adalah yang berasal dari:
1)     praktik kerja petani lain dalam wilayah setempat yang telah menunjukkan hasil yang lebih baik secara teknis dan atau ekonomis;
2)     hasil demonstrasi atau pengujian lokal yang telah dilaksanakan di wilayah setempat;
3)     praktik kerja usaha tani petani lain di wilayah lain yang mempunyai kondisi teknis, dan sosial-ekonomi serupa.
Sehubungan dengan hasil pengujian yang akan dipakai sebagai bahan atau materi penyuluhan, perlu diingat bahwa pengujian tersebut adalah merupakan pengujian yang telah disesuaikan dengan kondisi lokal (local verification trials).  Di samping itu, pengujian-pengujian tersebut harus benar-benar dilaksanakan berdasarkan pertimbangan: tepat lokasi, tepat waktu, dan tepat pengelolaannya. Selain dari hasil pengujian, saat ini materi penyuluhan pertanian dapat diperoleh melalui berbagai sumber antara lain lembaga penelitian dan pengembangan, internet, perguruan tinggi, TV/radio, koran, balai penyuluhan pertanian, perpustakaan, ahli/pakar, petani, penyuluh, dan dinas-dinas terkait.
Berdasarkan UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, materi penyuluhan pertanian yang dibuat harus berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian lainnya dengan memperhatikan pemanfaatan dan pelestarian sumber daya pertanian. Selain itu, materi penyuluhan pertanian yang berasal dari berbagai sumber yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian lainnya harus diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang di bidang penyuluhan pertanian.  Verifikasi materi penyuluhan pertanian tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerugian sosial ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.  Materi penyuluhan pertanian yang belum diverifikasi dilarang untuk disampaikan kepada petani dan pelaku usaha pertanian lainnya. Materi penyuluhan yang bersifat teknologi tertentu (misalnya teknologi rekayasa genetik, teknologi perbenihan, dan teknologi pengendalian hama/penyakit), yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha harus mendapat rekomendasi dari  lembaga pemerintah (Pasal 28, UU SP3K).
Apabila penyuluh sengaja atau lalai dan tidak mengindahkan hal di atas, sehingga menimbulkan kerusakan pada lingkungan hidup atau menganggu kesehatan  dan ketentraman batin masyarakat, sampai menimbulkan kerugian ekonomi, akan diberi sanksi berupa sanksi administratif atau sanksi pidana (Pasal 35 dan 36 UU SP3K).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar